-19-

4.6K 571 54
                                    

-19-

Flashback

"Kau akan pergi?" Ia menatap sosok pemuda bersurai jingga yang terlihat memunggunginya.

Pemuda itu menoleh dan merasa bersalah saat melihat wajah Uchiha sulung tersebut. Ia pun tersenyum meminta maaf tanpa mengatakan apa pun.

Itachi meremas selimut dengan tangannya, ia tak bisa mencegah pemuda itu untuk pergi.

"Kyuubi..."

Tidak ada jawaban dari pemuda itu. Sosok yang dipanggil dengan nama Kyuubi itu segera mengenakan kemejanya dan mengancingkan kancing-kancing itu.

Kyuubi sedikit terkejut saat Itachi memeluknya dari belakang. Ia merasa perasaan aneh di dalam dirinya. Pemuda itu seakan tidak ingin melepaskan pelukan hangat tersebut.

Kyuubi menggigit bibir bawahnya sendiri, "Kau janji jika hanya semalam, bukan? Aku menyerahkan diriku hanya satu kali," ucapnya dengan datar. Ia berusaha sedatar mungkin.

"Tidak bisakah..."

Kyuubi menggeleng dan melepaskan pelukan dari Itachi. Pemuda berambut jingga itu berbalik tan menatap lurus onyx di hadapannya.

"Maaf, kita tidak bisa bersama seperti yang kau inginkan."

Seperti tersambar petir saat Itachi mendengar ucapan pemuda di depannya. Ia membeku. Bahkan saat Kyuubi meninggalkannya pun ia masih tak bergerak.

"Kyuu..."

.

.

.

"Hei Nagato," panggil pemuda berambut jingga.

"Apa?"

Tidak ada jawaban. Nagato yang sudah dipanggil berkali-kali pun merasa kesal. Si surai jingga itu hanya memanggil dan setelah itu ia diam tanpa mengatakan apa pun.

"Kau panggil aku sekali lagi. Kubunuh kau, Kurama!"

Kurama tak merespon ancaman saudaranya itu. Ia hanya menatap Nagato sekilas lalu memalingkan wajah lagi.

Melihat hal itu, Nagato melunak. Sepertinya ada yang salah pada pemuda tersebut. Ia pun berinisiatif untuk mencari tahu.

"Aku siap mendengarkan, kalau kau mau. Kita saudara, kan?"

"Saudara, eh?" Kurama tersenyum.

"Jadi kau kenapa?"

Kurama menggeleng, "Tidak ada apa-apa."

"Terserah kau sajalah..."

Nagato melihat tanggalan pada kalender ponselnya untuk melihat jadwal yang telah ia buat. Dan sepertinya minggu ini dia ada waktu senggang. Lalu ia menyadari sesuatu.

"Hm... Naru-chan sebentar lagi berulang tahun," gumam pemuda dengan warna rambut merah tersebut.

Kurama pun ikut melihat ponselnya. "Ah, kau benar. Kira-kira apa hadiah yang cocok untuknya?"

"Bagaimana kalau kita berikan sepasang bola mata merah yang menjadi barang lelangan di pasar gelap?"

Kurama tersedak air liurnya sendiri. "Apa kau gila? Dia bukan pengoleksi organ tubuh," protesnya.

"Lalu apa?"

"Bagaimana kalau kita berikan sesuatu yang berguna?" Kurama tersenyum penuh makna.

Nagato mengernyit. "Sesuatu yang berguna?" tanyanya sambil menatap saudaranya tersebut.

Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang