-24-

4K 556 43
                                    

-24-

"Jadi? Bagaimana dengan taruhan kita? Kau akan menepati janjimu, kan, Naruto?"

"What? Aku tidak pernah setuju denganー hey!" Sasuke langsung menarik tangan pria pirang itu dan pergi dari sana. "Jangan tarik aku! Teme!!" Sasuke menutup telinganya. Ia membiarkan Naruto berteriak sesukanya.

Orang-orang melihati kepergian dua orang yang habis bermain kartu tersebut. Mereka tidak menyangka ada yang bisa mengalahkan pria itu. Mereka kira pria beriris biru itu akan terus-menerus menang dan tertawa di sana.

"Sasuke, lepas!" Entah kenapa pegangan tangan Sasuke jadi sekencang itu. Naruto sampai sulit untuk melepaskannya.

Naruto melebarkan matanya saat Sasuke menariknya dengan paksa ke arah ruangan VIP di ujung sana. Ia pun akhirnya mendapatkan ide untuk menggigit pergelangan tangan si raven.

"Aagghhh!!" Naruto tersenyum saat Sasuke melepaskan pegangannya mengendur. Saat yang tepat untuk lari.

"Dobe, jangan lari kau! Sial!" Sasuke berdecih saat melihat Naruto sudah berlari menjauh darinya. Pria itu mengibas-ngibaskan tangannya yang nyeri akibat gigitan si pirang. "Ck! Jadi kau mau bermain kasar, Naruto? Fine. Akan kulayani," ucapnya sebelum ia mengejar pria pirang yang kabur itu.

Sasuke pun berlari mengejar Naruto yang sudah jauh entah di mana. Sayangnya pria pirang itu terlalu cepat untuk dikejar. Tidak heran jika Naruto bisa lepas darinya, bukan? Untuk melarikan diri dari Sasuke itu adalah hal yang sangat mudah bagi Naruto. Toh, dia bisa melarikan diri di situasi yang sangat berbahaya.

"Sial!" Sasuke meninju tembok pintu keluar. Dia kehilangan jejak Naruto. Apa dia bersembunyi di dalam? Tidak, Sasuke sudah mencarinya keliling klub malam itu, namun ia tak menemukannya.

Kini Sasuke lagi-lagi harus merelakan Naruto pergi darinya. Ia menggeram sembati merutuki dirinya sendiri. Tiba-tiba onyx milik Sasuke tidak sengaja menangkap sesuatu di bebatuan. Ia sangat mengenalnya. Itu adalah kunci mobil Naruto.

.

.

.

"Hey, boy! Kau yang hampir memenangkan semua permainan kartu tadi, kan?"

Naruto menoleh pada pria itu. Ia sepertinya sedang mabuk. Naruto pun mengabaikannya dan kembali mencari barangnya yang hilang.

"Anda mencari sesuatu, tuan?" tanya seorang wanita yang Naruto duga adalah wanita malam. Ia cukup cantik dan terlihat elegan.

"Aku mencari sebuah kunci," jawabnya lalu kembali menelusuri jalan yang ia lalui sebelumnya.

"Apa perlu kubantu, tuan?"

Naruto mendongak lagi dan menatap wanita itu. "Tidak perlu, Nona. Akan lebih baik jika kucari sendiri. Ah, maaf aku akan ke tempat lain. Sepertinya tidak ada di sini," ucapnya dengan sopan pada wanita itu.

"Oke kalau begitu." Wanita itu pun tersenyum sambil berlalu melewatinya. Tangannya yang nakal memasukan sesuatu ke dalam kemeja milik Naruto sebelum ia benar-benar pergi.

Naruto menghela napas. Ia tahu, itu pasti sebuah kartu nama. Kini Naruto mencari kunci mobilnya sekali lagi. Jika kali ini tidak ketemu, maka ia akan memilih menaiki taxi. Ia pun memutar otak mengingat-ingat ke mana saja ia pergi dan duduk.

"Ugh, apa aku seceroboh ini menjatuhkan kunci mobilku sendiri?" gerutunya dengan berjalan sembari menunduk menelusuri jalan.

"Akhirnya kau datang juga." Naruto mengangkat kepalanya perlahan. Ia menelan air liurnya saat melihat sosok itu ada di parkiran. "Kau mencari ini, Naruto?" Ia memperlihatkan barang yang sejak tadi Naruto cari. Sebuah kunci mobil miliknya.

Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang