-31.2-

4.1K 426 26
                                    

-31.2-

BRAKK

"Bisa tidak sih kalau kau santai sedikit?"

"Maaf aku kelepasan," kata Naruto yang disambut oleh Nagato. Sepertinya pria berambut merah itu juga baru sampai ke tempat ini karena ia tampak santai sembari membuka sepatunya.

"Hei! Aku tuan rumahnya, jangan masuk sembarangan!" teriak Nagato yang melongo melihat si pirang langsung masuk dan membawa orang asing.

Wajah pria itu sudah babak belur. Apa Naruto berencana membunuh orang itu di sini? Yang benar saja?! batin Nagato yang tenggelam dalam asumsinya sendiri.

"Maaf, tapi Kyuu-nii memerlukan dokter sekarang. Di mana kamar Kyuu-nii?"

"Apa?" Nagato masih bingung, namun ia tetap menunjuk ke arah kamar Kurama.

Sasuke langsung melesat ke arah yang ditunjuk oleh Nagato, diikuti oleh Naruto. Pria yang baru saja kembali dari tempat teman lamanya itu pun tanpa pikir panjang langsung mengekori pasangan yang baru saja datang.

"Kyuu-nii?" Naruto melewati Itachi dan terduduk di pinggir kasur Kurama. Sasuke langsung melakukan pengecekan pada tubuh pria yang sedang berbaring tersebut.

"Aniki, apa yang terjadi sebenarnya?"

"Dia..." Itachi blank. Ia tidak tahu apa yang harus ia jelaskan. Bahkan ia tak sempat bertanya tentang wajah sasuke yang babak belur itu.

"Tenang, aniki. Dia baik-baik saja." Sasuke menghela napas saat menyadari kakaknya yang terlalu panik.

"Benarkah? Dia... tidak apa-apa, kan?"

"Ya. Lebih baik kita bicarakan di luar." Sasuke memberi kode untuk Naruto agar mengikuti dirinya keluar.

Naruto pun menurut. Dengan sengaja ia menghindari tatapan Itachi yang mungkin mengarah padanya. Bagaimanapun ia masih sedikit kesal dengan kelakuan kakak Sasuke. Ia juga tidak mau cari ribut di sini. Jadi lebih baik menghindar, bukan?

"Tunggu dulu," jeda Nagato yang masih tidak mengerti dengan situasi di rumah itu. "Sebenarnya apa yang terjadi di sini? Kurama kenapa?"

Sasuke melirik kakaknya. Mengerti maksud sang adik dan ia juga sudah sedikit tenang, Itachi pun mulai menceritakan apa yang terjadi pada Kurama sebelumnya.

.

.

.

"Nagato-nii, aku dan Sasuke pamit pulang."

Nagato yang sedang membaca sembari memakan camilan di sofa pun langsung menoleh. "Oh, baiklah terima kasih sudah mampir," ujarnya.

"Hah? Hanya itu? Dan kami ke sini bukan untuk mampir, Nagato-nii."

Nagato tertawa mendengar penuturan lucu Naruto. Ia pun menutup buku psikologinya. "Terima kasih, Sasuke," ia menjabat tangan si raven.

"Ya. Maaf aku tidak terlalu membantu," kata Sasuke yang meraih uluran tangan Nagato sembari tersenyum.

"Tidak. Kau sangat membantu untuk pertolongan pertama."

Naruto mengambil keripik kentang milik Nagato yang ada di sofa, kemudian memakannya hingga menimbulkan suara kunyahan yang khas. "Ayo kita pulang, Sasuke," ajak Naruto dengan masih memegangi bungkusan keripik kentang itu.

"Kalian satu rumah, bukan?" pertanyaan Nagato membuat si pirang dan Sasuke saling pandang. Keduanya lupa kalau mereka sudah tidak satu rumah lagi sekarang ini. "Eh? Aku salah? Maaf. Lupakan apa yang aku tanyakan barusan," katanya lagi.

Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang