-12-

4.6K 632 38
                                    

-12-

"Bagaimana kalau yang ini?" Itachi melempar foto seorang gadis ke meja Sasuke.

"Sudah kubilang jangan lakukan hal tidak penting ini, aniki!"

Sasuke merasa kesal karena Itachi sekarang lebih sering datang ke ruang kerjanya dan menyodorkan foto gadis-gadis yang tidak Sasuke kenal. Ingin rasanya ia menjatuhkan kakaknya itu dari lantai atas gedung rumah sakit. Tapi tentu saja hal itu tak akan pernah dilakukannya.

"Baiklah aku akan carikan yang lain. Aku masih punya banyak stock." Itachi mengedipkan sebelah matanya sebelum ia keluar dari ruang kerja Sasuke. Dan apa katanya? Masih banyak stock? Ya Tuhan.

Sasuke menghela nafas lega karena Itachi sudah pergi dari ruangannya. Sebenarnya Sasuke masih sedikit kesal pada Itachi karena secara tak langsung dialah yang membuat hubungannya dengan Naruto rusak. Namun Sasuke sedikit berterimakasih pada kakaknya itu karena dirinyalah Sasuke tahu kebenaran yang ditutupi oleh Naruto.

Sasuke juga mengerti bagaimana sang kakak sangat benci dengan seorang pembunuh. Itachi telah kehilangan orang yang dicintainya karena sebuah insiden beberapa tahun lalu. Sama seperti dirinya, Itachi juga benci pembunuh. Ya, mereka berdua sama.

Kriet

Sasuke membuka laci dan mengambil sebuah buku panduan lama miliknya. Ia ingin mencari sesuatu yang berkaitan dengan pasiennya yang sedang ia tangani. Saat ia buka buku itu, tak sengaja sebuah foto yang terselip di dalam sana terjatuh. Sasuke pun mengambil foto itu.

Naruto.

Itu adalah foto Naruto yang dulu ia ambil diam-diam saat pemuda pirang itu tertidur di kamar pasien. Melihat foto itu membuat dada Sasuke terasa sakit. Tidak bisa dipungkiri jika Sasuke masih memiliki perasaan untuk Naruto. Namun rasa bencinya terhadap profesi Naruto membuat Sasuke mundur.

Sasuke menghela nafas lagi.

Terdengar pintu ruanannya diketuk. Sasuke pun mempersilakan orang yang mengetuk untuk masuk ke dalam.

"Maaf menganggu Sasuke-sensei. Pasien di kamar 321 membutuhkan anda."

"Baiklah aku akan ke sana sekarang."

"Ah, aku baru ingat jika ada seseorang yang meninggalkan ini pada sensei." Wanita itu menyerahkan sebuah amplop kecil kepada Sasuke.

Sasuke mengambil amplop itu dan membukanya.

Datanglah ke alamat ini xxxxx.

Aku akan menunggumu sampai kau datang, Uchiha Sasuke.

Sasuke mengerutkan dahinya. Siapa yang meninggalkan amplop ini padanya?

"Kau tahu siapa nama orang yang memberikan ini?" tanya Sasuke pada perawat itu.

"Dia tidak mau memberitahukan namanya. Yang kutahu ia adalah seorang pria dan memiliki rambut pirang." Jelas wanita itu pada Sasuke.

"Pirang?"

Wanita itu hanya mengangguk.

"Apa mungkin..."

.

.

.

"Mama mendapat misi lagi?" Menma bersandar pada dinding kamar Naruto.

Naruto mengangguk. "Entahlah, semoga saja tidak merepotkan."

Menma mengerutkan dahinya.

"Jangan pura-pura tidak tahu begitu Menma. Kau tahu betul apa siapa yang mengajakku untuk membicarakan misi kali ini, kan?" Naruto tersenyum pada Menma.

Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang