-31.1-

3.8K 410 22
                                    

-31.1-

BUGH

BUGH

Menma mengelap sedikit darah di sudut bibirnya. Ia menatap Sasuke yang ada di bawahnya dengan dingin. Sasuke tidak berkutik saat Menma menjatuhkan dirinya dan memukuli hingga babak belur. Menma tidak peduli.

"Kenapa kau diam? Kau harus melawanku!"

Tidak ada jawaban. Sasuke bagai sengaja menerima amukan Menma padanya. Ia sempat memukul wajah Menma sekali lalu setelahnya Menna dengan mudah menjatuhkan Sasuke.

Sementara di luar, Naruto masih melawan Haruka yang sudah terluka parah akibat serangannya.

"Hentikan ini, Haruka! Aku tidak ingin kau masuk rumah sakit dalam waktu lama." Naruto menghindari pisau yang diayunkan oleh wanita itu.

"Maaf, Naruto-sama. Saya tidak menyesal dengan harus masuk rumah sakit setelah ini."

Naruto tersenyum kecil mendengar itu. Haruka memang pelayan yang hebat. Kekuatannya tidak kalah dengan seorang lelaki dewasa dalam menghadapi musuh. Menma ternyata memilih orang yang tepat untuk melawannya.

"Baiklah, Haruka."

Naruto kembali melancarkan serangannya pada wanita itu. Sebenarnya ia tak suka melawan seorang wanita, namun dalam hal ini adalah pengecualian. Ia harus melakukannya demi Sasuke di salam sana.

Melihat kondisi Haruka yang seperti itu, Naruto berniat mengakhiri semua ini dengan membuat wanita itu tak sadarkan diri. Namun, tidak semudah kelihatannya. Haruka masih sanggup berdiri dan menyerang.

DUK

"Maaf, Haruka." Akhirnya Naruto berhasil membuka celah dan mengenai titik vital Haruka. Tonjokan Naruto pada perut wanita itu pun membuatnya ambruk.

"Miki, tolong urus Haruka."

"Baik, Naruto-sama."

Pelayan wanita yang bernama Miki itu sudah berada di sana sejak beberapa waktu lalu. Ia tidak berani menginterupsi duel keduanya, jadi ia memilih berdiri diam di sudut lorong tersebut.

Naruto melewati Haruka dan menyerahkannya pada Miki. Kini ia membuka pintu yang ada di hadapannya tersebut. Betapa terkejutnya Naruto saat melihat apa yang sedang terjadi di dalam. Lebih tepatnya, apa yang akan dilakukan Menma pada Sasuke.

"Menma!!"

Bola mata safir Naruto terbelalak saat melihat Menma yang mengarahkan ujung pisaunya pada Sasuke.

"Apa yang kau lakukan, Menma?!"

Pemuda berambut hitam itu menatap perlahan Naruto yang baru saja masuk. Dia berdecih kesal karena ternyata Haruka sudah dikalahkan oleh Naruto.

"Aku hanya ingin menusuknya. Tidak lebih," nada datar terdengar dari bibir Menma.

"Hentikan, Menma. Kumohon," pinta Naruto dengan lembut pada pemuda yang masih memperlihatkan sikap dinginnya.

"Jangan mendekat, Naruto! Biarlah ini menjadi urusanku dan Menma." Naruto terbelalak mendengar penuturan Sasuke.

"Kami membuat sebuah perjanjian sebelum Mama masuk," ucap Menma. "Jika aku menang maka aku boleh meminta apa pun, dan itu juga berlaku sebaliknya untuk orang ini," lanjut Menma.

Naruto sedikit terkejut ketika Menma tidak memanggil Sasuke dengan sebutan 'Papa'. Namun, pemilik iris biru itu lebih memilih untuk tenang dan tidak terbawa emosi.

"Apa yang kau inginkan darinya, Menma?" tanya Naruto yang masih berdiri di ujung pintu.

"Aku hanya ingin dia pergi dari kehidupan kita." Menma kembali menatap tajam orang di bawahnya. "Bukankah sekarang aku yang menang?" Itu bukan pertanyaan, melainkan sebuah pernyataan.

Little DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang