-15-
Naruto mulai membuka matanya. Ia mengerjap dan mulai mengedarkan pandangannya.
"Ini kan..." Ia menyadari di mana dirinya berada.
Naruto mencoba untuk mendudukkan dirinya. Ia memegang kepalanya saat dirasa sedikit sakit. Naruto mencoba mengingat kejadian sebelumnya.
"Ugh... Sai sialan!" Gerutunya.
"Tunggu... Kenapa aku masih hidup?" Naruto baru menyadari hal itu. Bukankah seharusnya dia sudah mati? Dan kenapa juga ia bisa berada di kamarnya? Ah, bekas kamarnya yang ia maksud. Banyak pertanyaan di dalam kepala Naruto dan ia tidak menemukan jawabannya.
Cklek
Naruto menoleh. Ia melihat Sasuke yang berdiri di sana menatapnya. Sasuke membawa baskom berisikan air dingin dan kain kompres. Naruto terdiam. Apa semua ini halusinasinya? Sasuke masih tidak mengatakan sesuatu padanya saat ia duduk di tepi tempat tidur, begitu pula dengan Naruto yang masih terdiam.
"Bagaimana keadaanmu? Ada yang sakit?" Sasuke berucap sambil memeras kain kompres.
'Ini bukan mimpi?'
"Tentu saja bukan mimpi."
Naruto terbelalak. "Eh?"
"Kau tadi mengatakan isi kepalamu. Sepertinya kau tidak sadar." Sasuke mulai mengompres luka di wajah Naruto.
"Ngh..." Naruto tersentak merasakan kain dingin itu menyentuh lukanya.
Tidak ada pembicaraan lagi di antara mereka. Suasana pun menjadi canggung. Sasuke dan Naruto tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.
Setelah Sasuke selesai mengompres luka-luka Naruto, ia mengelus wajah pria di hadapannya itu. Naruto yang merasakan tangan Sasuke menyentuhnya pun tersentak. Jujur, Naruto merindukan sentuhan Sasuke.
"Apa yang terjadi setelah aku tidak sadarkan diri?" Naruto menahan egonya untuk langsung memeluk Sasuke.
"Paman Minato datang dan menyuruhku membawamu." Sasuke menarik tangannya dari wajah Naruto.
Naruto mengangguk. Sebenarnya ia terkejut jika ternyata ayahnya datang ke tempat itu.
"Terimakasih dan... Maaf."
Naruto mendengarnya namun ia lebih suka berpura-pura untuk tidak mendengar ucapan itu dari mulut Sasuke sekarang.
"Aku tahu kau mendengarku, Naruto." Ucap Sasuke.
Naruto akhirnya menatap manik hitam milik Sasuke. Ia bingung harus berkata dan bersikap seperti apa. Bibir Naruto terbuka lalu mengatup lagi seperti ingin mengatakan sesuatu, namun ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya.
Tanpa aba-aba Sasuke pun langsung megecup bibir Naruto. Si pirang membelalakkan matanya karna terkejut. Sasuke memagut bibir itu dengan perlahan karena takut luka Naruto terasa sakit.
Pertahanan Naruto runtuh, ia yang tadinya hanya diam menerima perlakuan Sasuke pun kini membalas ciuman si raven. Ciuman manis itu membuat Naruto meneteskan air mata haru. Sudah lama Naruto tidak merasakan sentuhan Sasuke seperti ini. Tidak sampai setahun memang, namun Naruto sangat merindukannya.
Sasuke melepaskan pagutannya. "Maaf. Aku membuatmu menangis lagi." Ucapnya sambil menyeka air mata Naruto.
Tangan Naruto terulur untuk menyentuh wajah Sasuke. "Dia tidak menyakitimu, kan?"
Sasuke menyentuh tangan Naruto di wajahnya. Sasuke menikmati sentuhan yang ia rindukan dari si pirang itu.
"Harusnya kau menghawatirkan dirimu sendiri, Naruto." dikecupnya tangan Naruto oleh Sasuke. "Kau membuatku jantungan karena tingkahmu itu." lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Devil
Fanfiction《Sudah Dibukukan》 Uzumaki Naruto memiliki kehidupan yang bahagia. Memiliki hubungan khusus dengan Uchiha Sasuke yang berprofesi sebagai seorang dokter. Mereka saling mencintai satu sama lain. Namun di dalam kebahagian itu terdapat suatu rahasia. Ap...