Chapter 6. Confession

45 6 0
                                    


Sudah sebulan sejak insiden di pesta dansa. Semua masih menduduki pos masing-masing sesuai penugasan Councel di hari itu. Assassin sesekali berada di puri General Amber untuk memberikan supervisi kepada wanita itu tentang portal-portalnya. General Amber memang disarankan untuk bekerja sama dengan General Maximus mengenai pertahanan. General Amber mahir dalam teknik memperkuat batas fisis, sedangkan General Maximus harus mencegah infiltrasi melalui portal-portal yang dibuat Nemesian. Mereka membuat suatu filter untuk mendeteksi orang asing yang masuk. Pantas saja General Amber selalu berseri-seri belakangan ini.

"Itu kurang efektif, kan?" tanyaku pada assassin. Ia kembali ke puriku setelah lima hari berada di Puri Waktu milik General Amber karena harus melanjutkan eksperimennya yang tertunda.

"Apanya yang kurang efektif? Filternya?"

"Tentu saja! Sekarang coba kaupikir, Nemesis memiliki kekuatan Kegelapan. Dia bisa muncul di mana pun dia sukai. Kenapa General Amber harus repot-repot membuat filter untuk mendeteksi Nemesian?"

"Karena itu perlu juga, Nara. Nemesian mungkin saja ingin mengetahui kemajuan teknologi portal kita. Mereka akan mengetes sejauh mana. Kalau mereka gampang-gampang saja lolos sebagai Nemesian atau dalam penyamaran, mereka akan membanjiri Agra segera."

Benar juga. Aku merasa cukup kesepian seminggu ini karena mereka bertiga bekerja bersama dan aku sendirian saja di Puri Kristal. Aku memang terbiasa hidup sendirian sebelumnya di puri yang terpencil ini. Namun sejak kedatangan assassin, aku menjadi terbiasa ada orang lain yang tinggal satu atap denganku.

***

Assassin berdiri di hadapanku, siap dengan kuda-kudanya. Pedang kayunya teracung di depan. Ia maju dengan kekuatan penuh. Aku menangkisnya. Ia menyerang arah sisi tubuhku. Aku mengelak. Butuh dua atau tiga pukulan lagi baru ia bisa mengenaiku.

"Bagaimana? Kau mendapatkan teknikku?" tanyanya. Ia menebas-nebas udara.

"Ya. Ada sedikit perbedaan dengan General Balkan. Tapi aku mendapatkan idenya untuk melangkahkan kaki kiri sesaat sebelum menyerang."

"Kau sudah paham. Ayo kita coba lagi."

Kami berlatih hampir tiap sore di Puri Kristal. Tidak hanya pedang, kami juga bertanding panahan. Ia kerap kali mengejek busurku yang katanya tidak seindah busur para Ahimpraya. Selalu kubalas perkataannya dengan kemenangan tiga kali berturut-turut di bullseye.

Mengenai energi, yang kami lakukan selain berbagi wilayah langit untuk aurora adalah serangan. Ia mencoba mengirim energi padaku, dan aku melawannya. Sejauh ini latihan kami berkisar antara tiga hal itu saja.

***

Tulisan tangan General Maximus mengisi kertas kekuningan yang mewah itu. Wangi musky seorang laki-laki. Serius dia membubuhkan parfum ke kertasnya? Aku tak percaya dengan ini.

To a sacred sanctuary a meandering road of my heart leads

To a mysterious mist covers a temple for an angel

An angel who has filled my heart up with smiles and cheers, cries and tears

A guardian angel for my existence

To whom my heart belongs

You are elusive

Your secrets are concealed

But why, why did we have to meet?

I'm going through my path along with you

As far as we're on the journey together, I know you more

Dies IraeWhere stories live. Discover now