"Kau harus menjelaskan kepadaku apa yang terjadi tadi siang, Ketua." Assassin Pristine berkata kepadaku dari kubikelnya. Semua assassin yang lain telah menyelesaikan bagiannya untuk hari ini. Pukul sembilan malam.
"Kau tidak perlu lembur untuk portal ke Serav, assassin. Aku yakin itu masih bisa dilanjutkan besok."
"Portal Serav boleh menunggu, namun apa yang terjadi dalam sehari haruslah hanya untuk sehari." Assassin Pristine begitu keras kepala, pasti didikan ketua yang sebelumnya. Setelah aku kabur dari tempat latihan tadi siang, tidak ada lagi kesempatan baginya untuk memepetku dan menanyakan apa persisnya yang terjadi. Sampai malam ini.
"Aku lelah, assassin. Dalam sehari aku harus mengurus dua riset yang berbeda dan ini idemu untuk mengakhiri hari?"
"Jangan lupa bahwa aku adalah asistenmu dalam latihan, jadi kejadian apa pun yang kuamati selama kalian berlatih harus memiliki penjelasan."
"Aku tidak fokus, itu saja. Apa hal itu begitu sulit kaupahami sampai harus menanyakannya langsung kepadaku?"
"Alasan tidak fokusmu, itulah yang ingin kutahu. Apakah 80% berbeda dari 70%, Ketua?" Aku tidak menyadari dia sudah berada di balik punggungku. Ketika aku berbalik setelah membereskan kertas kerjaku, nyaris kami bertubrukan. Mata hijaunya menyiratkan determinasi. Ia sedang dalam mode serius dan aku tidak melihat kesempatan kabur.
"Baiklah." Nada suaraku penuh kekalahan. "Aku memikirkan banyak hal dalam sehari. Ada saat di mana pikiranku penuh gangguan sehingga aku tidak sadar sedang apa dan di mana. Ketika kau sedang bermain dengan Chronon, tentu saja meleng berakibat fatal."
"Ini semua tentang General Nara, Ketua. Katakanlah." Pristine rupanya tidak sedang ingin berbasa-basi.
Oh.
Assassin Pristine menambah daftar orang-orang yang harus kuwaspadai. Dia begitu menekan dan tidak menyerah sampai mendapatkan apa yang dimaunya. Seperti Nara.
Selalu Nara.
"Karena matamu baru saja mengkonfirmasi pernyataanku ini."
Stop, Pristine. Stop mengatakan apa pun lagi.
"Aku tidak perlu mengorbankan waktu istirahatku untuk diskusi tidak berguna seperti ini, Pristine."
"Aku masih kepala riset The Collision, jadi sebaiknya kau membantuku, Ketua." Suaranya berwibawa. Ah. Poin itu lagi.
Saat aku masih di Swargaloka dan mulai mencurigai anti-Chronon, aku sudah melaporkan ini kepada para assassinku. Dan kami sepakat untuk menunjuk assassin Pristine sebagai kepala riset di Nameless, selagi aku mengorek info lebih dalam, termasuk akhirnya menggiring Nara – walaupun skenarionya tidak terdengar seberuntung itu pada awalnya – sampai melewati Portal Abyss.
Dan saat ini dia menggunakan kedudukannya untuk mengorek informasi dariku.
YOU ARE READING
Dies Irae
Science Fiction"Aras free will, kehendak bebas. Bahwa alam Semesta kita terbentuk dari pilihan-pilihan yang kita ambil. Masa depanmu ada di tanganmu." - Jonathan "Kau memiliki semua yang kaubutuhkan dalam genggaman tanganmu untuk membuatnya terjadi." - Nara ...