Chapter 36. Liber

31 4 0
                                    

Dan aku baru sadar aku baru saja mencium kening seseorang. Lupakan. Keningku sendiri berkerut-merut sejak tadi memikirkan perkara ini. Satu, Ira Tenebrarum ternyata adalah buku Oracle. Dua, Amined ternyata mengetahui cara menyingkap rahasianya. Tiga, ini yang paling absurd, buku itu bisa ada di Serav. Bagaimana mungkin?

Namun seperti semua hal ajaib yang kualami sejak mengenal Jonathan dan kekuatan anehnya, aku mulai percaya bahwa buku itu mungkin memang mengalami kemungkinan acak untuk tiba di sini. Jika aku saja bisa membuat Portal Abyss setelah kursus singkat kurang dari seminggu, probabilitasnya berarti juga besar untuk Ira Tenebrarum terkirim sampai ke sini.

Menunggu Jonathan terbangun kembali dengan segar, aku menyibukkan diri dengan pekerjaan-pekerjaan yang tampak di depan mataku. Mempelajari konsep Novastella dan Ira Tenebrarum terdengar menarik, namun tanpa Jonathan aku tidak dapat berbuat banyak. Di satu sisi, mengerjakan dengan tangan apa yang ada di depan mata terasa benar dan nyaman. Menyiapkan obat-obatan, melakukan visitasi terhadap para pasien, mengecek dapur Kastil, membantu para personel membersihkan ruangan, dan meninjau assassin Koniva yang tengah mengatur jatah tempat tinggal personel jika mereka memang akan tinggal lama di Serav.

Malam hari, Jonathan menemuiku. Ia menginginkan untuk mempraktikkan apa yang diketahuinya pada Ira Tenebrarum. Maka, kami menuju ke perpustakaan, menghamparkan lembar demi lembar perkamen itu di meja. Jonathan menyingkirkan kursi-kursi lalu berdiri, tangannya bertumpu pada tepi meja.

"Bisakah kita menggunakan anti-Chronon saja? Kau belum pulih benar," desakku. Jonathan tidak perlu mengerahkan kekuatannya malam ini jika aku dapat melakukannya sendiri.

"Pengetahuan akan Ira Tenebrarum kembali muncul di otakku, Nara, setelah sekian lama. Ingatan tentang Amined membangkitkannya kembali, dan perjalanan singkat sebagai AO di memoriku ternyata membuka semua kemungkinan."

"Jika kau mau mengajariku, mungkin..."

Ia menggeleng. "Aku unggul secara posisi saat ini. Ira Tenebrarum bekerja dengan sidik jari memori, atau boleh kukatakan, ingatan otak seseorang. Secara natural, dia akan mengenali siapakah aku ini, dan fakta bahwa aku pernah melihatnya setidaknya sekali dalam hidupku."

"Kau tidak paham?" reaksinya ketika aku menatapnya bingung. "Oracle Nephilim mendesain buku ini sedemikian sehingga orang-orang yang tidak pernah menyadari keberadaannya, atau melihatnya dalam hidup, tidak akan dapat menyingkap rahasianya."

"Oh, itulah kenapa Amined mengatakan 'hanya Nephilim dan Nemesis yang dapat membukanya'? Tetapi kau bukan seorang Nephilim lagi...apakah itu akan berpengaruh? Dan dari mana kau dapat ide tentang sidik jari memori?"

"Kurasa tidak akan berpengaruh. Ide ini dari otakku. Otak manusia mampu menyimpan 100 milyar bit informasi. Dan satu yang ini, mungkin tenggelam begitu saja. Namun melihat Ira Tenebrarum kembali, dan perjalanan sebagai AO, seperti memicu memori-memori lainnya untuk muncul ke permukaan. Kau tahu, bangun dari alam bawah sadarku."

"Kau adalah seorang pendaya guna frekuensi gelombang otak yang baik, Jonathan. Mengapa dalam perjuanganmu menguasai Chronon dahulu tidak sampai membawamu ke sini?" Aku semakin penasaran akan logika di antara kedua hal ini: Jonathan dan Ira Tenebrarum.

Dies IraeWhere stories live. Discover now