"Aku mau kita menikah." Sesuatu yang tercekat di dalam tenggorokkan seorang pria. Siap tak siap. Entah kenapa yang dipikirannya saat ini hanya sebuah kebaikan untuk mereka wanita yang dia kenal sejak lama.
Perempuan dengan paras yang manis itu menghela napasnya tak menyangka laki-laki dihadapannya akan bicara seperti itu. Semuanya diluar espektasinya dan ini sebuah keputusan yang sangat berat baginya yang juga masih berumur 18 tahun.
"Jangan bercanda. Ini bukan hal yang ak–-"
"Aku enggak bercanda. Aku serius!" tekan laki-laki berambut curtain cut itu. Dengan raut wajah yang meyakinkan, sang perempuan menatap gugup juga ketakutan. Bukan apa-apa. Keputusan ini benar-benar mendadak. Sang Gadis akan selalu berpikir bahwa pernikahan itu bukan hal yang mudah diputuskan talinya kapan saja.
Ini bukan masalah mau berjanji atau tidak, tapi dia tidak yakin akan menikah dengan seorang pria yang jelas-jelas sudah punya kekasih. Apa dia harus menjadi orang ketiga dihubungan sang pria dengan pasangannya.
"Aku laki-laki normal. Aku enggak yakin kalau kamu tinggal di rumah semuanya akan baik-baik aja. Lagipula, aku ingin menjaga kamu dengan baik. Itu janjiku dengan nenekmu sebelum meninggal."
Sekali lagi, wanita dengan paras manis itu menelan salivanya sendiri. Dia tahu sebaik apapun orang jika sudah tergoda oleh sesuatu kenikmatan, siapapun akan tertarik untuk melakukannya. Pria dihadapannya, menghormatinya dan menjaganya dengan baik selama ini. Tentunya, hanya sebatas sahabat, tidak lebih, apalagi pikiran harus menikah.
"Tapi bagaimana dengan pacarmu? Aku enggak mau—"
"Itu urusanku, kamu enggak perlu pikirin itu." Sang Wanita selalu tidak dapat menyuarakan pendapatnya.
"Kenapa harus menikah? Meski nenekku meninggal, kita tetap bisa menjalani hidup seperti biasa. Aku bisa—"
"Enggak ada! Kamu harus tinggal dengan keluargaku! Karena itu, kita akan segera menikah."
"Kalau begitu, tanpa menikah pun tidak masalah. Kenapa kamu terlalu berlebihan?!"
"Kamu mau nimbullin fitnah untuk keluargaku! Pemikiran tetangga itu berbeda-beda," ucap sang Pria, yang hanya ditanggapi dengan helaan napas dari sang Perempuan.
"Nah, kalau gitu..., aku bisa cari tempat tinggal sendiri. Kamu tuh—"
"Enggak bisa! Ini akan aku segera bicarakan dengan Mami Papi. Aku akan menikahimu secepatnya!" Final sang Pria, tak menerima bantahan apapun.
"Tapi—" saat suara itu keluar, laki-laki yang ada di hadapannya pun menghilang dari pandangannya tanpa mengucapkan salam apapun untuknya.
"Huh! Dia kira, dia siapa? Kenapa selalu aja ngatur apapun di hidupku!"
***
Wednesday 09 Mach 2022
IG: Hilma.nralifah

KAMU SEDANG MEMBACA
MY HEARTBEAT COMPLETED
RomanceIsi bab lengkap baca aja! Sahabat jadi cinta? Tapi kenapa Seoul harus menikahi sahabatnya yang sudah memiliki kekasih? Dia tak membalas ciumanku, tapi aku bisa merasakan tangan Seoul yang mencengkram tangan kiriku. Setelah kurasa dia tak bisa bernap...