Chapter 16: Shit!

5.4K 402 22
                                    

Arzan Rafadinata POV

Sebelum pulang tadi. Aku dan Galih memutuskan untuk tidak ikut belajar bersama Mega, Seoul dan juga Alex. Kami harus latihan futsal lebih dulu karena setelah UN akan ada pertandingan dan alhasil kami harus bisa menempatkan waktu-waktu kami untuk belajar dan juga latihan.

Kuteguk air minum yang tadi Seoul siapkan untukku. Aku jadi tersenyum sendiri saat tadi dia malu-malu mendaratkan ciumannya di pipiku saat kami di parkiran. Untung saja tak ada siapapun, tapi setelahnya Alex muncul dengan motor ninjanya dan aku pun menaikkan Seoul ke atas motornya.

Sedikit tak rela, tapi mereka tetap harus belajar tanpa kami berdua. Aku lihat jam di pergelangan tanganku sudah menunjukkan pukul 6 sore. Apa sebaiknya aku menjemput Seoul saja di rumah Alex. Mereka pasti belum selesai belajar.

"Lih, balik yuk!" Galih yang sedang asyik meregangkan ototnya langsung melirikkam pandangannya ke arahku.

"Duluan deh. Gue mau ngaso dulu yang lama," kata Galih dan aku pun segera mengangkat tas sekolahku ke punggung.

"Yaudah duluan ya gue. Hoii Bro gue duluan!" teriakku melambaikan tanganku pada yang lain dan pergi meninggalkan semua orang yang berada di lapangan.

Oh ya aku baru ingat kalau Papi pulang hari ini. Aku harus memasang telinga agar tidak panas dengan ceramahan Papi yang cocok banget jadi bupati atau wali kota.

Aku berjalan menuju parkiran. Hari sudah sangat gelap dan sedikit mendung karena memang sedang musim hujan. Udara pun sangat sejuk sekali. Aku pastikan kalau nanti malam pasti akan turun hujan. Enak nih kalau tidur sama Seoul lagi. Bisa meluk istri sendiri dan ngegombalin istri sendiri, hahaha!

"Ar..." Kudengar seseorang memanggilku. Kulihat Icha member paduan suara itu datang seraya tersenyum padaku.

"Ehh belum pulang lo?" tanyaku.

"Belum nih masih latihan padus buat perpisahan nanti," katanya dan aku mengangguk pelan ber-oh ria.

"Oh ya ini." Dia menyerahkan sebuah amplop ke arahku.

"Apaan ini, mau married lo?" tanyaku seraya mengeluarkan sesuatu yang ada di dalam amplop tersebut.

"Yehh party ulang tahun gue, datang ya," katanya.

Aku mengangguk pelan seraya melihat undangan yang terlihat wahh itu. Aku tahu ini tidak semua orang dia undang untuk datang ke partynya. Secara gitu, Icha anak orang yang berada. Berteman pun kadang pilah-pilih dan undangan sebagus ini pun tak semua orang yang bisa memegangnya.

"Ouh besok malem nih?" tanyaku saat melihat tanggalnya.

"Iya, Galih juga dateng kok," katanya. Aku pun mengangguk seraya memasukkan kembali undangannya ke dalam amplop berwarna coklat itu.

"Okeh gue datang kok, tenang aja."

"Ehh ya ajak Gina juga ya. Undangan gue abis nih. Gue baru ingat kalau Gina belum kebagian."

Aku mengangkat setengah bibirku. "Gue udah putus. Sorry enggak bisa ngabulin permintaan lo. Kan besok masih bisa bilang ke dia atau enggak lo chat aja."

"Ohhh sorry gue enggak tahu kalau lo udah putus."

"Santai aja," ungkapku tersenyum. "Eh yaudah gue mau balik nih." Kubuka pintu mobil sedanku. Kulempar tasku ke arah kursi penumpang.

"Oke hati-hati!" Aku mengangguk pelan dan masuk ke dalam mobil sedanku.

***

Aku lihat suasana rumah Alex sudah sangat sepi. Tak ada motor Alex dan juga motor Mega. Apa mungkin mereka sudah pulang. Seharusnya tadi aku telpon Seoul dulu. Aku terlalu percaya diri untuk memberi Seoul surprise karena ingin menjemputnya.

MY HEARTBEAT COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang