Chapter 28: Mom and Dad

5K 410 14
                                    



Arzan Rafadinata POV

Dia orang yang paling spesial di hidupku setelah keluargaku. Memilih sebuah kebahagian yang akan kami bangun di masa depan nanti. Dari awal sudah kuputuskan dengannya. Aku ingin dia menjadi milikku seutuhnya dan tak ada lagi yang bisa menyentuh kesenangan kami sedikit pun.

"Ar jangan..." Seoul mendorong dadaku untuk menjauh darinya saat aku mencoba membuka kancing bajunya paling atas.

"Ke-kenapa?" tanyaku. Bukankah dia yang biasanya sangat menuntut agar proses kehamilannya bisa secepatnya.

Aku duduk di sampingnya dan Seoul bangun dari baringannya seraya merapikan bajunya yang berantakan karena ulahku. Dia berdiri meninggalkanku dan membuka sebuah laci dalam lemari. Aku hanya memperhatikan gerakannya hingga aku menangkap sesuatu saat dia membawa sebuah kotak berwarna merah dengan pita berwarna emas. Dia duduk di depanku dan menyodorkan itu ke arahku.

Kupandangai istriku dengan raut wajah bertanya-tanya. Bukankah aku tak pernah meminta kado apapun darinya. Lagi pula ulang tahunku sudah terlewat jauh. Seharusnya aku yang memberinya kado untuk dia ulang tahun di bulan Desember nanti.

"Aku ingin memberi itu saat tadi kita makan siang bersama, tapi ya..., ternyata ada sedikit kendala," katanya. Aku pun mengerti arti kendala dari itu adalah Gina. Aku pun tersenyum dan menariknya untuk duduk di pangkuanku.

"Ini apa?" tanyaku saat dia melingarkan tangannya ke leherku.

"Ya buka saja," ucapnya. Entah kenapa perasaanku jadi gugup. Apa mungkin ini sesuatu yang paling aku sukai? Apa mungkin ini barang yang sedang aku inginkan, tapi kenapa dia memberinya sekarang. Aku tidak ulang tahun sekarang.

"Bukalah," ungkap Seoul lagi padaku. Aku pun tersenyum saat dia dengan manjanya menempelkan pipinya ke kepalaku. Posisinya yang kini lebih tinggi di pangkuanku membuat tanganku melingkar ke belakang punggungnya. Sejenak aku menatapnya yang sedang tersenyum menunggu aku membukanya.

Dia menatapku juga, hingga bibirnya mendarat ke bibirku sekilas. "Kau pasti akan menyukainya," katanya meyakinkanku. Aku pun tersenyum dan beralih melihat kotak yang sedari tadi aku pegang. Belum aku buka, tapi entah kenapa hatiku sudah merasa bahagia saat melihat kotak yang kupegang cukup lama ini.

"Aku buka ya," kataku meminta persetujuannya. Seoul mengangguk dan aku membuka kotak berwarna merah itu. Di dalam sana ada kertas yang sudah aku kenali tulisan siapa itu.

"Kita akan segera menjadi orang tua," bisik Seoul di telingaku. Mataku berkaca saat membaca tulisan itu seperti yang sudah Seoul ucapkan padaku barusan. "Kita akan segera menjadi orang tua."

Di umur yang masih muda ini, kami akan menjadi orang tua dan entah kenapa aku ingin sekali menangis. Tentunya aku menangis bahagia dan menangis karena terharu. Kurasakan Seoul yang memeluk leherku. Dia menumpukan dagunya di kepalaku. Sementara aku menyingkirkan kertas itu dan mendapati sebuah test pack yang setiap kali Seoul bawa setiap hari.

"Apa kau senang Ar?" tanyanya.

Aku mengangguk pelan masih dengan tatapan yang kutujukan fokus dengan benda pipih yang berada di tanganku. Benda yang menunjukkan bahwa istriku hamil sungguhan dan itu hasil benih cinta kami berdua. Kami akan memilliki anak .

"Aku sangat senang Sayang."

Kutaruh kotak itu beserta isinya. Kupeluk tubuh Seoul dan membaringkan tubuhnya hingga kami sama-sama berpelukan di atas kasur. Ku ciumi seluruh permukaan wajahnya hingga tak bersisa. Aku ingin dia tahu bahwa aku sangat senang dan sangat bangga memiliki istri seperti Seoul. Muda tapi berani mengambil keputusan.

MY HEARTBEAT COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang