A Wizard That I Knew

306 22 0
                                    

Kami masuk ke dalam tavren, walaupun tavren sangat sepi sekali tapi kami langsung dengan terburu-buru pergi ke salah satu meja, Fani menyuruh Riki untuk duduk aku pun menemaninya di sini. Berry langsung datang dan menanyakan apa yang terjadi.

"Kakak Riki menyelamatkan kakak Fani dan sekarang dia terluka" jawab Lisa

"Oh begitu ya ampun"

Pintu tavren pun kembali terbuka dan sepertinya ada seorang pelanggan yang masuk.

"Hei mengapa ramai sekali?" dan ternyata itu Eli yang menggunakan topi jerami besarnya.

"Bangun juga akhirnya"

"Sky, Lisa kalian ngapain disini?" tanya Eli yang berjalan ke arah kami "Dan juga... Riki?!" tanyanya dengan terkejut

"Ow hei Eli" balas Riki

"Tunggu dulu kalian saling kenal?" tanya aku

"Kau tidak mengenalinya? Dia adiknya Rekka"

"Rekka? Rekka Warhorn? Rekka si pandai besi itu?" tanya aku

"Yap, aku adiknya" jawab Riki

Riki adiknya Rekka? Pantas saja aku mengira dia mirip dengan seseorang ternyata dia adiknya Rekka.

Fani kembali ke meja dan mendekati Riki. Pada awal aku kira dia akan membawa seperti obat-obatan atau perban untuk menahan pendarahannya tapi dia malah membawa sejenis staff tua. Staff yang biasa di gunakan orang yang sangat tua untuk berjalan. Apa yang akan dia lakukan dengan alat itu?

"Baiklah dengan ini kan ku sembuhkan lukamu!" katanya dengan semangat

"Bagaimana caranya? Mau kau apakan tongkat itu?" tanya Riki

"Tenang saja dengan cara ini maka akan lebih efektif"

(Efektif?)

Fani mengambil posisi di depan Riki yang duduk menyamping dan menatapnya, lukanya masih saja mengeluarkan darah jadi sepertinya Fani harus cepat menyembuhkannya.

Fani menutup mata.

Memutarkan tongkatnya dan berkata

"Rose-ois-tiu:Heal"

Sejenis aura keluar dari ujung tongkatnya, dengan gerakan tangan Fani mengarahkan cahaya itu ke luka Riki, lukanya Riki di kerumuni cahaya biru dan pada akhirnya luka itu dengan sendirinya menutup, tak lama kemudian luka itu hilang.

"Woooow!" respon kami semua, Lisa, Riki, Eli, aku bahkan Berry juga terkejut melihat ini.

"Apaan tadi itu? Kenapa lukaku tiba-tiba hilang?" tanya Riki yang masih kagum melihat lukanya sembuh total.

"Mantra penyembuh luka, dengan ini maka kau lukamu sudah sembuh dan tidak meninggalkan bekas" jawab Fani

"Hebat" pujianku

"Kak Fani hebat!" girangan Lisa

"Tunggu dulu.." kata Eli "Jadi kau penyihir?"

"Ya, kau bilang dulu bahwa kau seorang perawat di sebuah klinik" jawab aku dengan spontan

"Itu benar memang dulu aku adalah seorang perawat di sebuah klinik, karena aku mencoba menggunakan kekuatanku untuk menolong orang lain tapi ada satu pasien yang tidak suka dengan metod penyembuhku jadi mereka menuntut klinik di tutup"

GreytenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang