Before II

89 10 0
                                    


Mary POV

Sesungguhnya selama ini aku tinggal di rumah sepupunya Zen, dikarenakan aku tidak ada rumah di Greyten maka Zen menawarkan tempat untukku di rumahnya Lia. Lia dan Zen dekat sekali sejak dulu mereka sering bermain bersama dahulu, maka dari itu hubungan mereka sangatlah dekat. Tinggal dengan mereka tidak seburuk itu, bahkan menyenangkan sekali.

Setelah kejadian itu.... Kejadian di dungeon waktu itu.... Aku dan Zen merasa kebingungan tak tahu mau apa. Kami berdua mengunjungi Lia dan dia menawarkan tempat untuk kami. Lia orang yang sangat baik sekali dan bahkan menyenangkan.

Matahari sudah tenggelam, kegelapan malampun menyelimuti Greyten dan sekarang kami bersiap-siap untuk makan malam.

"Waaaaah" seruan Lia "Memang masakan Mary selalu menggoyahkan hati ya"

Aku dan Lia sedang berada di dapur, kami sedang menyiapkan makanan untuk makan malam. Walaupun kebanyakan yang memasak adalah aku.

Di saat aku mulai tinggal di sini aku yang mulai bertangung jawab atas makanan, aku senang sekali memasak bahkan di saat aku masih di guild aku sering di ajarkan memasak oleh Rin. Sampai sekarang masih aku ingat resep-resep yang dia gunakan di makanannya.

"Maaf Lia" teguran aku "Boleh ambil batu sihir yang baru? Sepertinya apinya mau mati" dengan menggunakan batu sihir lebih maka apinya akan makin menyala, batu sihir ini adalah produk yang kami hasilkan dari item yang kita serahkan di Centrum. Benar-benar bernilai.

Lia memberikan aku batu sihir lebih dan setelah itu langsung aku lemparkan beberapa agar membuat apinya membesar dengan teratur. Menggunakan batu sihir untuk memasak memang sangat praktis, hampir tidak ada asap yang keluar bahkan volume apinya dapat di ukur dengan seberapa banyak batu sihir di gunakan.

(Tambahkan lada sedikit lalu tambahkan cairan jeruk nipis)

Hari ini aku memasak stew sapi tapi dengan tambahan ini aku harap masakannya tambah lezat nantinya. Ini yang aku pelajari dari Rin waktu itu Zen menyukainya sekali, aku harap kali ini dia lebih suka dengan versi ku.

"Aaaaah~ jadi lapar sekali aku" kata Lia, meneteskan air liur.

"Eh.... Iya" aku jadi takut mengecewakannya.

Makanan pun siap, Lia sudah menyiapkan meja makan di bantu oleh Zen tentunya sekarang aku membawakan mangkuk penuh makanan ini ke meja makan.

"Baunya lezat sekali ya, Zen?" tanya Lia

"Iya" jawabnya yang datar itu.

(Aku harap memenuhi harapan mereka)

***

"Selamat makan!" kata kami semua dan setelah itu langsung menyantap makanan yang aku sediakan.

Tapi aku belum memakannya, seakarang aku sedang memperhatikan rekasi mereka, terutama Zen.

Apa kah terlalu asin? Terlalu kental? Atau dagingnya terlalu lembek? Aku tidak tahu apa yang di pikirkannya, namun semua itu dapat terjawab dengan reaksinya.

"Ja.... Jadi?" tanya aku. "Apakah stew ini lezat?"

"Maksudmu apa?" jawab Zen. Aku sedikit terkejut mendengar ini, membuatku kecewa dengan diri sendiri, tapi semua itu berubah saat Zen melanjutkan "Makananmu tidak pernah tidak enak kok"

Senyumanpun kembali pada diriku "Sungguh?"

Lia melanjutkan "Woooh! Ini enak sekali, sangat berbeda yang aku makan di Tavren"

GreytenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang