Only hope

259 19 0
                                    


Loki menyerang dengan cepat ke arahku, dengan kapak di kedua tangan aku bingung harus fokus yang mana? Karena panik aku menebaskan pedangku tak berarah ke arahnya, dengan mudah dia hindari dan mundur ke belakang.

"Hentikan!" teriak aku

"Hm.... tidak mau" sifatnya yang murah senyum itu hanya menambah seramnya dia saat bertarung.

Dia menyerang lagi, kali ini dia menebaskan kedua kapaknya ke arah kepalaku. Aku menunduk dan menahan serangnya dengan pedangku.

Kring!Kring!

Kedua kapak aku tahan dengan pedangku, dia mundur dan kembali maju melakukan hal yang sama. Aku hanya dapat menahan seranganya, dia benar-benar tidak memberikan aku kesempatan untuk menyerang. Bahkan aku hampir tidak bisa berfikir.

Tentu saja dari gerak-geriknya dia adalah seorang petualang yang berlevel tinggi, apa dia seorang bandit? Jika iya maka dia hanya harus merampokku saja, tapi sejak awal dia yang menyerang duluan bahkan aku tidak tahu bahwa dia seorang musuh di awal.

Kring!Kring!

Kring!Kring!

Di terus saja menyerangku, jika seperti ini terus maka aku akan lelah dengan cepat. Dengan cepat dia menyerang, dengan cepat juga aku menahan tapi ada satu kesempatan di mana dia bebas menggerakan salah satu kapaknya, dengan cepat aku memindahkan pedangku ke kapak yang satunya, tapi alhasil dia menendangku jauh ke ujung ruangan.

Tendengan tepat di perut memang sakit, tapi itu semua percuma karena aku sangat lelah sekali bertarung dengannya, dia benar-benar menghabiskan energiku.

Aku menancapkan pedangku ke tanah dan mencoba mendorongnya untuk berdiri, tapi itu percuma.

"Hm.. sudah lelah ya?" tanyanya dengan sinis sekali.

Strateginya yang membuatku kewalahan dengan cepat dan mencari kesempatan di saat itu. Sekarang aku benar-benar tak berdaya di tanah, kelelahan karena bertahan dan menghindar terus menerus.

"Hm? Sudah menyerah ya, baiklah ayo selesaikan ini!" teriaknya, dia melemparkan salah satu kapaknya kearahku, kapak itu berputar dan terbang melengkung ke arahku, aku menghindar dengan melemparkan diri ke samping, tapi...

"Rasakan ini!" teriaknya dan dia melemparkan kapak yang satunya.

Aku tidak beradaya, kapak itu terbang tepat ke arahku aku tidak dapat melakukan apa-apa untuk menghindarinya.

Apa aku akan mati? Apa aku akan selesai di sini? Apa aku.... akan seperti ayah? Meninggal dalam dungeon?

Tapi yang dapat aku lakukan hanya menutup mata, aku tidak mau melihat itu terjadi tapi.... aku takut...

Takut sekali.

(.....Sky)

Ting!

Suara benturan mengejutkanku, aku kira itu adalah suara tenggorakanku yang tergorok, tapi aku membuka mataku.

"Kau tidak apa-apa, Eli?"

Dan mendapati Sky berdiri di depanku, dengan pedang di tangannya.

"Sky..." aku tak tahu harus berkata apa, aku benar-benar bersyukur melihatnya lagi, aku kira aku tidak akan melihatnya lagi.

GreytenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang