15

2K 115 8
                                    

**Ve pov"**

"Kinaal, aku mencintai mu, sangat, please be mine"

Entah setan apa yang merasuki ku malam ini sehinga aku begitu berani melakukan hal gila yang seumur hidup tak pernah ku lakukan. Aku begitu ingin memilikinya, sangat.

Terlalu lama ku pendam, mungkin. Sehingga rasa ini begitu membuak-buak minta di ungkapkan, dan akhirnya aku kalah dan tak mampu terus memendam rasa yang selama ini begitu terasa menyiksa. Dan malam ini apapun resikonya akan ku terima.

Kutatap matanya yang tampak kosong karna mungkin masih shok dengan apa yang baru saja terjadi, ciuman panas kami dan posisiku yang masih di atas pangkuannya serta aku yang baru saja mengungkapkan cinta padanya dan memintanya untuk menjadi milikku.

Aku menggigit bibir menanti jawaban akan permintaanku, ia masih terdiam terlihat begitu bingung dengan mulut yang sedikit terbuka.

Perlahan kedua tanganku menangkup wajah manisnya ku tatap dalam ia mencoba menyampaikan rasa betapa aku menginginkannya dan sangat mencintainya.

"Nal, kumohon aku mencintai mu sayang sungguh. " dengan mata yang berkaca-kaca dan bibir bergetar sekali lagi ku ucapkan kata betapa aku mencintainya bahkan akan ku ulangi berkali-kali sampai ia mengerti dan menerima permintaanku untuk menjadi milikku seutuhnya.

"Veee.. Ta tapi.. Ki t ta.. "

"Please naall ku mohon... "

Tanpa bisa ku tahan bulir-bulir bening kini membasahi pipiku, ke gelengkan kepalaku berkali-kali memintanya untuk tak mengucapkan kata yang sungguh tak ingin ku dengar, aku tau saat ini ia tengah bingung dan ragu dan tak menutup kemungkinan dia akan menolakku..

"Sreet"
Aku mengalungkan tanganku memeluk lehernya dan tangisku pecah saat itu juga. .aku begitu mencintainya sangat dan jika malam ini dia tak menerimaku entahlah apa yang akan terjadi padaku. Terbesit keraguan dalam benak ku yang membuat ku kian takut, Bagaimana jika dia tak mempunyai rasa yang sama padaku? Sanggup kah aku mendengar penolakan yang akan lolos dari bibir manisnya yang tadi kunikmati... Tidak tidak.. Aku tak akan sanggup.. Sungguh.. tapi bukan kah tadi dia membalas ciumanku bahkan dengan begitu liar dan bukankah itu cukup menjadi bukti bahwa dia juga mempunyai rasa yang sama dengan ku. Semoga saja..

"Please nall, ku mohon" lagi aku memohonya di sela-sela isakan ku dan semangkin ku pererat pelukanku seakan tak mau melepaskannya. Ya aku tak akan melepaskannya.

"Ve ssshhhht"
"Please jangan nangis" pinta nya lirih dan perlahan ia mencoba melepaskan pelukanku. Aku menggeleng kuat dan semangkin erat memeluk lehernya.

"Vee dengerin aku dulu deh yaa.. "

"Sesek nih ve nggak bisa nafas"

"Eh". Aku kontan melepaskan pelukanku di lehernya, ia tampak terengah engah merasa sesak kehabisan nafas dan wajahnya sedikit memerah karna ulahku.

"Maaf nal"

Ku tatap ia dengan wajah penyesalan dan rasa bersalah serta wajah memohon..

Perlahan ia menatap mataku dan tersenyum tipis dan menggerakkan tangan nya untuk menghapus sisa air mata yang membasahi kedua pipi mulusku.

"Huufff" ia menghembus nafas pelan dan menatap mataku dalam.

"Ve, aku aku nggak tau. "
"A aku nggak ngerti juga"
Ini pertama buat aku, a apa i ini bener? "
A apa i ini ngak salah ve?
"Ki kita sama ve? "

ungkapnya dengan wajah yang terlihat begitu bingung dan khawatir.. Entah apa yang ia khawatirkan, ah ia pasti mengkhawatirkan hubungn yang jelas salah ini, hubungan yang ku inginkan ada diantara aku dan dia.. khawtir akan apa kata orang, atau khawatir di hindari dan di benci karna hubungan terlarang ini.

Bukan Salah Mu (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang