20

2.1K 138 6
                                        

Warning...typo bertebaran.. Malas ngedit..

Siap kan BPJS anda sebelum membaca.. KArna part ini mengndung unsur yang berbahaya.. Bisa mengakibatkan kejang - kejang dadakan.. (saking bingungnya)

21 ++ di bawah umur silakan melipir..

*--CHekidot*--

Ve berjalan cepat menuju kelasnya meninggalkan Kinal dan Shania yang kini juga beranjak pergi menuju kelas mereka. Kecewa dan sakit yang ia rasakan di saat Kinal yang lebih memilih Shania di banding dia yang notabenenya adalah pacar Kinal, ya meski secara diam-diam dan tak ada yang tau tapi tetap saja.

Ve mencoba mengalah demi Kinal dan mencoba tersenyum seolah ia tak apa-apa di depan kinal. Padahal hatinya begitu perih terluka karEna ulah kinal yang dari kemarin mendiamkannya, tak menghubunginya sama sekali bahkan pergi tak berpamitan dengannya. Dan sekarang ketika di ajak bicara Kinal seolah-olah menghindar. Ekhh Kinal benar-benar membuat Ve pusing dan bingung.

"Huuff".

Ve menghembus nafas kasar mencoba meredam rasa sesak dan kecewanya.

Kenapa Nal? Apa salah ku?.

Matanya tiba-tiba serasa perih memanas dan tanpa bisa ia cegah bulir bening jatuh menetes membasahi pipinya.. Rasanya begitu perih. Ve mengatup mata kuat dan menarik nafas dalam. Kinal mungkin lagi sibuk kemarin. Pikirnya menenangkan diri.

"Gue nggak mau kinal bolos lagi kayak kemarin gara-gara lo"

Kening Ve mengkerut memikirkan kata-kata Shania yang dengan jelas menyalahkan dia dan mengatakan Kinal bolos kuliah kemarin. Bukankah kemarin pagi-pagi sekali Kinal telah pun meninggalkan apartemennya bahkan Kinal pergi tanpa berpamitan padanya dan meninggalkan dia yang masih tertidur sendiri di ranjangnya pagi itu.

Ekhh Kinal benar-benar membuatnya bingung. Tak mau semangkin pusing Ve bergegas memasuki kelasnya berharap materi kuliah hari ini bisa membuat ia sedikit melupakan masalahnya bersama Kinal meski sebentar.

-------

Ve mngetuk-ngetukkan ujung penanya di atas meja, wajahnya terlihat gusar entah sudah berapa kali mungkin puluhan kali ia melihat jam tangannya berharap waktu cepat berlalu dan kelasnya segera selesai.

Sejak tadi ia tak bisa fokus dengan materi yang di sampaikan Bu dosen panjang lebar di depan kelasnya.fikirannya benar-benar tak bisa lepas dari kinal. Harapannya yang berharap materi kuliah bisa membuatnya sedikit lupa ternyata nihil.

Sekeras apapun ia mencoba untuk fokus tetap tak bisa. Wajah Kinal dan kata-kata Shania selalu terngiang -ngiang di benaknya membuat ve tak sabar untuk segera keluar dari kelas dan menemui Kinal. Ya dia harus segera menemui Kinal dan meminta penjelasan Kinal.

"Teeeett"

bunyi bel pertanda kelas selesai yang cukup nyaring membuat Ve sedikit tersentak kaget dan membuyarkan lamunannya.

"Akhirnya

batinya merasa lega. Segera ia membereskan buku-bukunya dan memasukkanya asal kedalam tas hitam miliknya.

"Ve buru-buru amat mau kemana sih"

tanya Beby penasaran,karna sejak tadi ia melihat Ve begitu tak tenang.

"Gue ada urusan,duluan ya Beb"

balas Ve tanpa menoleh kearah Beby dan langsung pergi keluar kelas meningglkan Beby yang tampak kesal karna di cuekin.

"Eh Vee..ck tu anak kenapa sih?! " gerutunya kesal.

Ve berjalan sedikit cepat dan tampak berlari kecil menuju kelas Kinal, berharap ia lebih dulu dari Shania.  Tak ia hiraukan mahasiswa yang menatapnya heran karna begitu tampak buru-buru yang ada di fikiran Ve saat ini menemui Kinal dan membawa Kinal sebelum Shania yang mendahuluinya karna jika Shania sudah terlebih dahulu bersama kinal maka pupuslah sudah harapannya dan harus rela menunggu kuliyah selesai dan menunggu kinal di apartemennya.  Sungguh ia sudah tak sabar untuk menunggu.

Bukan Salah Mu (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang