"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan silakan coba beberapa saat lagi"
"Tuut"
"Ck, kinal kamu kemana sayang,kenapa nggak bisa di hubungin sih, apa masih sama ve? Ekkhhh".
Sedari tadi shania tampak begitu gelisah tak tenang mondar mandir di ruang tamu apartemen sederhana miliknya dan sesekali ia menggigit kukunya, tak jarang decakan kesal lolos dari bibirnya di saat ia yang berkali-kali mencoba menghubungi kinal namun kinal tak bisa di hubungi hanya suara operator yang slalu menjawab panggilannya.
Wajah shania tampak begitu khawatir, pasalnya dari pagi kinal tak bisa di hubungi bahkan kinal bolos tak masuk kuliyah hari ini. Sungguh itu tak biasanya karna ia tau kinal tak akn pernah bolos kuliyah jika tak terjadi sesuatu. Dan sekarang sudah cukup sore namun kinal belum juga pulang atau mengabarinya meski hanya lewat pesan singkat sudah cukup baginya asal ia tau keadaan kinal baik-baik saja, namun tak ada kabar sama sekali dari kinal hari ini yang membuat ia sedikit gusar tak tenang.
Meski shania tau jelas bahkan dia sendiri yang mengantarkan kinal ke tempat ve semalam dan kemungkinan besar kinal masih bersama ve saat ini namun tetap saja ia merasa tak tenang.
"Nomor yang anda tujuu... "
" Tuut"
"Ekkhh"
Lagi ia mencoba menghubungi kinal namun tetap saja sama."Bruugh" shania menjatuhkan dirinya di atas sofa merah marun yang setahun lalu ia beli bersama kinal ,ia menyandarkan tubuhnya malas dan menutup mata erat mencoba meredam rasa khawatir yang sedikit berlebihan mungkin.
"Huff nal,.kamu di mana sih? BAik-baik aja kan?kenapa nggak kasih kabar coba " lagi ia berguman pelan menanyakan keadaan dan keberadaan gadis yang memenuhi hati dan pikirannya saat ini. Perasaan tak tenang serta firasat buruk selalu menghantuinya sejak semalam. Shania sendiri tak mengerti mengapa ia tiba-tiba saja merasakan hal aneh seperti itu. Ketakutan yang tiba-tiba serta gelisah yang melanda membuat ia seharian ini uring-uringan sehingga di kelas pun ia tadi tak bisa fokus.
" Tit "
"Ceklek"
Mendengar pintu yang di buka seseorang kontan membuat shania yang tadinya rebahan di sofa reflek berdiri dan menatap ke arah pintu dengan wajah sedikit cemas
"Kinal"
"Sruugh"
Entah lah apa yang membuat Shania langsung berlari dan menubruk tubuh gadis yang baru saja tiba dan masih di depan pintu, mungkin rasa rindu.Gadis itu yang tak lain adalah kinal sedikit kaget karna shania yang tiba-tiba saja memeluknya erat. Namun wajah kaget nya seketika berubah sendu dan membalas pelukan shania tak kalah erat.
"Kinal huuhh" lirih shania memanggil nama kinal dan menghela nafas lega karna kini gadis yang sejak tadi membuat nya khawatir telah pun pulang dan berada didekapannya di dalam hati shania tak henti mengucap syukur karna kinal baik-baik saja.
"Njuu ~.."
"Kamu kemana aja nal? Kenapa baru pulang? Kenapa nggak kasih kabar,kenapa hp kamu mati? Kenapa tadi bolos kuliyah hmm?"
Baru saja kinal membuka mulutnya untuk bicara namun shania yang masih memeluk tubuhnya erat telah membombardirnya dengan pertanyaan - pertanyaan yang bernada khawatir. Dan pertanyaan shania seakan menohok jantungnya. Lagi ia membuat shania khawatir karna tak memberikan kabar seharian ini.
"Maaf njuu" lirih kinal dan semangkin mengeratkan pelukannya di tubuh shania, entahlah ada rasa sedih dan rasa bersalah yang tiba-tiba ia rasakan karna telah membuat shania lagi-lagi khawatir. Atau perasaan bersalah karna kejadian semalam yang akhh..Tanpa kinal sadari setetes kristal bening jatuh membasahi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Salah Mu (revisi)
Fanfiction"Hnya menempel namun terasa manis. Kalo dilumat rasanya seperti apa ya?? " ""Akhh bodo, pokoknya ini semua salahnya, salahnya yang berhasil mencuri perhatianku, salahnya yang membuat otak ini slalu memikirkan namanya, salahnya yang membuatku cembur...