2

37K 4.2K 333
                                        


***

Kriing.. kriiing..

Lubu membuka matanya sebelum berlanjut menguap lebar, merenggangkan lengannya sebentar lalu beranjak bangun dan pergi ke kamar mandi.

Lubu melihat jam, waktu telah menunjukkan pukul 4 pagi. Dengan santai dirinya menyiapkan perlengkapan sekolah sebelum kemudian bergegas pergi keluar, mengunci pintu, mengambil sepeda dan berangkat pergi.

**

Diwaktu yang hampir berdekatan, Dirga sedang mengemudikan kendaraannya pelan. Ia baru pulang dari acara party yang diadakan teman dekatnya semalam. Sebenarnya itu bukan sekedar pesta, kali ini ia menghadiri pesta bujang salah seorang yang dipaksa menikah oleh orang tuanya.

Bagi Dirga, waktu berlalu begitu lambat dan membosankan. Ia tidak memakai barang terlarang, ia tidak minum, dan ia juga tak membawa pulang seorang wanita pun di sebelahnya. Sudah sebulan berlalu semenjak ia kembali bersekolah dan secara perlahan keinginan nya untuk melakukan hal-hal tak baik seperti dulu, mulai berkurang. Sedikit..

Ia mengambil sebatang rokok, membuka jendela lalu mematik api, menyalakan rokoknya. Dirga menghisap kuat  dan menghembuskan asapnya kejalanan.

Uhuk-uhuk.
Dirga tersedak karna merasa tenggorokannya gatal dan kering.

Setelah melewati beberapa blok, Dirga berhenti di depan sebuah minimarket 24jam. Ia membeli beberapa botol air mineral, membuka salah satunya dan langsung meminum seluruh isi botol tersebut.

Perhatian Dirga tak sengaja teralih kesebuah toko kecil di seberang tempat ia memarkirkan kendaraannya. Tempat itu sepertinya menjual makanan untuk sarapan.

Dirga memegangi perutnya dan sepertinya ia merasa sedikit lapar sekarang. Dengan cepat Dirga melangkah pergi mendatangi tempat itu mencoba melihat-lihat apa saja yang dijual disana.

Hanya ada lumpia, lemper, kue bangka.. eh bingka? Ini saja kah?

"Apa disini tidak menjual makanan berat untuk sarapan?" Dirga sama sekali tak mendapati makanan yang dirinya inginkan semacam nasi kuning atau lontong sayur.

Lubu yang sedari tadi tertunduk sibuk melihat ponselnya langsung berdiri begitu menyadari ada yang bertanya padanya.
"Eem.. ya?"

"Apa disini tidak menjual maka--" Dirga sedikit kaget saat menyadari penjual yang berdiri di depannya adalah salah seorang teman sekelasnya disekolah. "Kau?" Ia menunjuk ke arah Lubu.

Lubu hanya menatap datar tanpa memberikan sebuah respon keterkejutan seperti yang Dirga rasakan.

"Maaf, disini hanya jual kue basah." Lubu memiringkan sedikit kepalanya malas. Pertanyaan seperti yang di ajukan orang itu depannya ini sudah terlalu sering ia dengar.

"Siapa namamu? Lu--lu-?" Dirga mencoba mengingat-ingat. "--Lubu! Apa yang kau lakukan disini, Lubu?" Tanya Dirga sambil mencoba meyakinkan dirinya. Pria di depannya ini mirip sekali dengan orang aneh yang selalu memandang keluar kelas itu.

Lubu mengangkat tangannya. "Berjalanlah lurus hingga persimpangan. Beloklah ke kiri, disana kau akan menemukan penjual makanan seperti yang kau inginkan." Ia menunjukkan arah.

Dirga tak mendengarkan apa yang Lubu ucapkan.
"Sedang apa kau disini?" Tanyanya penasaran.

Lubu menarik bibirnya.
"Berjualan." Jawabnya singkat.

Dirga menyipitkan matanya.
"Kau bekerja disini? Jam berapa ini? Kau harusnya sedang tidur sekarang." Ia masih merasa tak percaya.

"Kau bisa tanyakan pada dirimu sendiri, ini jam berapa dan kenapa kau berada di depan tempat kerjaku dan bukannya tertidur dikasur empukmu."

Don't Stop Me Now! (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang