***
***
Saat ini seseorang siswi sedang memercikkan air ke wajah Lubu. Setelah cukup lama tak memberikan respon, Lubu akhirnya mulai menggoyang sedikit wajahnya.
Siswi itu tersentak kaget.
"Hei.. dia telah sadar!"Seseorang siswa di belakang gadis itu mulai berteriak.
"Air.. air.. ambilkan air mineral.""Air? Baiklah!" Siswi lainnya menjawab dan mulai berlari meninggalkan ruangan.
Lubu membuka sedikit matanya.
Siswi yang sedari tadi duduk di depan Lubu mencoba bertanya. "Kau tak apa-apa?" Tanya gadis itu.
Lubu mengalihkan pandangannya ke arah siswi tersebut dan beberapa orang di ruangan. Ia tak menjawab dan hanya memperhatikan mereka.
..
..
Setelah cukup lama, Lubu sadar bahwa kumpulan murid yang berada di depan nya ini merupakan siswa sekolahnya.
Tanpa menjawab pertanyaan siswi itu, Lubu secara perlahan mencoba untuk mengangkat tubuhnya.
"Aau.." guman Lubu, saat merasakan sakit di lengan dan kepalanya.
"Jangan dipaksakan, tidurlah." Ucap siswi tersebut. Lubu pun menurut dan kembali menidurkan dirinya.
"Ahk!" Guman Lubu sekali lagi.
Lubu mengangkat ke dua tangannya, mencoba mengecek. Ia kemudian mendapati banyak luka lecet di lengan nya.
"Ada apa?" Tanya siswi di depan Lubu.
"Oh.. tidak-tidak." Jawab Lubu kikuk.
***
Lubu meminum air mineral yang diberikan padanya, sambil memperhatikan ruangan dimana ia berada sekarang.
Haah~
Lubu menarik napas sebentar, setelah cukup tenang ia kemudian bertanya. "Ini masih di sekolah?""Ya. Kau sedang berada di ruang unit kesehatan sekolah." Jawab seorang siswa.
Sesuai tebakan Lubu.
Ia bertanya kembali. "Jadi kalian adalah?""Kami para siswa dan siswi anggota PMR sekolah." Jawab siswi yang sedari tadi duduk di dekat ranjang dimana Lubu tertidur.
...
Lubu membuka matanya lebar memandangi mereka. Jika dihitung-hitung, ada belasan orang yang memandanginya dari dalam maupun luar ruangan ini sekarang.
"Kenapa kalian semua berkumpul disini?" Tanya Lubu heran. "Tak biasanya, seluruh anggota PMR berkumpul di tempat sekecil ini bersama-sama." Lanjutnya bingung.
Mereka saling berpandangan satu sama lain.
Sebelum akhirnya siswi disebelah Lubu mulai menjelaskan. "Sebenarnya.."***
***
Ditempat lain, Dirga dan Randi baru saja menjalani hukumannya.
Mereka berdua termasuk Bara dan para siswa yang berkelahi dipaksa untuk mendengarkan pengarahan dari kepala sekolah mengenai tata tertib sekolah mereka dan selanjutnya mereka semua diminta untuk berdiri di lapangan sekolah. Selama dua jam, mereka semua harus menahan panas dan rasa sakit sebelum akhirnya mereka bisa diobati satu-persatu.
Hukuman belum selesai sampai disitu saja. Setelah diobati, mereka dipaksa kembali untuk membersihkan kekacauan yang mereka buat dan semua itu berlangsung selama satu jam. Terakhir, mereka semua mendapat surat panggilan orang tua untuk menghadiri rapat darurat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Stop Me Now! (BoyxBoy)
Teen FictionWARNING!! Boys Love story! M.Dirga Marhadi, siapa dia? Anak semata wayang dari keluarga kaya yang cukup terpandang di ibu kota. Memiliki wajah di atas rata-rata, pintar dan selalu dikelilingi banyak wanita. Jangan pernah bicara dan bertanya soal cin...