5

24.2K 3.3K 303
                                    

***

***

Masih dengan menggunakan pakaian sekolah, Dirga pergi berkendara memasuki sebuah daerah perkampunan di pinggir ibukota. Sesekali ia berhenti di depan sebuah rumah untuk bertanya.

Sudah sekitar satu jam ia disesatkan oleh orang-orang yang tinggal di sekitar sini.
Kali ini, Dirga berhenti di depan rumah makan sederhana. Dirga memperhatikan sekitar. Kondisi lingkungan yang tak bersih, dan juga tepat berada di pinggir jalan utama dimana debu dan asap kendaraan bercampur. Baginya ini bukanlah tempat yang layak untuk membuka usaha menjual makanan.

"Permisi."

Tak berapa lama kemudian seorang ibu muncul dari dalam rumah.

"Ya, ada apa?" Tanya ibu itu. Ia memperhatikan Dirga, kemudian mobil Dirga yang terparkir tepat di depan rumah makan nya. "Ingin memesan sesuatu?" Tanyanya.

"Ah, tidak." Jawab Dirga.

"Oh." Guman ibu itu. "Mencari seseorang?" Lanjutnya bertanya.

Dirga tersenyum dan mengangguk.
"Apakah di sekitar sini, ada seorang pria bernama Lubu?" Tanya Dirga dengan sopan.

"Lubu?" Ibu itu mencoba berpikir. Ia mencoba melihat kiri dan kanan.

"Dia seorang siswa angkatan atas, berjerawat, tidak suka bicara dan menggunakan sepeda."

"Oh! Ibu mengingatnya sekarang." Ucapnya. "Lubu tinggal di jalan kecil itu." Lanjutnya sambil menunjuk ke sebuah arah.

Dirga berbalik melihat arah yang di tunjukkan padanya.
"Apa dia tinggal bersama orang tuanya?" Tanya Dirga.

"Orang tua? Tidak. Sudah lama dia tinggal seorang diri."

Dirga sedikit kaget.
"Maksudnya?"

Ibu itu seperti ingin menyampaikan sesuatu hal, namun ia menahan dirinya. "Ah, ibu.. ibu juga kurang tau."

Dirga sedikit penasaran, namun ia memutuskan untuk tak mencari tahu lebih jauh masalah itu.

"Jadi, dimana letak rumah Lubu?" Dirga kembali bertanya.

Saat ibu itu mulai menjelaskan. Dirga menganggukkan kepala nya paham. Dirga memutuskan untuk menitipkan kendaraan nya dan memilih untuk berjalan kaki menuju rumah pria itu.

***

Dirga berjalan cepat sambil menggandeng dua buah kantong plastik berukuran besar berisi berbagai macam makanan ringan. Ia kini merasa menyesal karna tak membawa kendaraannya.

Tak banyak bangunan tempat tinggal berdiri disini. Hanya ada banyak padang ilalang yang sangat luas di pinggir jalan. Berbeda dengan jalan utama yang ramai, perjalanan menuju rumah Lubu ini sangat jarang di lalui kendaraan. Merasa kepanasan, Dirga semakin mempercepat langkahnya.

****

Setelah berjalan kaki cukup jauh, Dirga menemukan rumah Lubu yang berada didepan sebuah lapangan berumput di pinggir jalan. Rumah itu tak terlihat mencolok, hanya rumah tunggal kecil dengan pagar pendek berkarat yang mengelilingi rumah.

Setelah membuka paksa pagar, Dirga kini sudah berdiri di depan pintu masuk.
Tok-tok.
Dirga mengetuk pintu di depannya.

...

...

Lubu sedang berusaha untuk tidur. Sejak tadi, ia terus saja berguling kesana dan kemari mencari posisi yang nyaman untuk dirinya, namun ketika mendengar ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya, dengan susah payah Lubu bangun dan bangkit dari ranjang.

Don't Stop Me Now! (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang