***
🌾
Malam ini, Alvin datang untuk menginap di rumah Lubu. Setelah makan malam, mereka berdua masuk ke dalam kamar dan mulai menonton televisi.
"Jadi bagaimana perasaanmu setelah jatuh kepadang ilalang?" Tanya Alvin sambil mengerjakan pekerjaan rumahnya. Lubu yang sedang fokus menonton melirik tajam ke arah Alvin.
"Kenapa? Aku hanya bertanya."
"Kau mau menginap hanya untuk bertanya soal itu?"
Alvin dengan jujur menjawab.
"Hanya berbasa-basi denganmu." Ia kemudian kembali mengerjakan tegasnya dengan serius."Sejak kecil, aku sudah terbiasa bermain di tempat seperti itu. Hanya sekedar ilalang? Tak ada masalah."
"Pembohong." Ejek Alvin datar.
Sudut hidung Lubu berkedut. "Sebaiknya, kau kerjakan tugas rumahmu tanpa banyak bicara!"
"Tak perlu kau suruhpun, aku sudah selesai mengerjakannya." Alvin bangkit berdiri dan mengambil tasnya. Ia kemudian, mulai menyusun buku pelajarannya untuk besok.
Sebelum naik ke atas ranjang, Alvin menendang pelan paha Lubu yang sedang duduk bersandar.
"Ahk!" Lubu meraung memegangi pahanya.
"Kerjakan tugasmu!"
"Ka--kau, kakiku masih.. ahk!!"
"Kau tak apa?" Tanya Alvin. "Sini, biar kubantu.."
"Tak usah!!"
"Ah, jangan sungkan.." Alvin menepuk-nepuk area paha yang sakit.
"Diam.."
. .
Malam mulai semakin larut dan ini sudah kesekian kalinya Lubu mengonta-ganti chanel untuk mencari tayangan yang sesuai dengan seleranya. Semua tayangan itu nampak membosankan. Namun tak lama, ada satu acara yang cukup menarik perhatiannya.
"Oi.." Lubu menyenggol lengan Alvin yang kini sedang bermain game di ponselnya.
"Apa?" Sahut Alvin sedikit terganggu.
"Coba kau lihat."
"Apalagi?" Tanyanya malas. "Aku sedang serius bermain sekarang."
"Ayo tonton bersama."
"Kau tonton saja sendiri!" Alvin bergeser dan menjaga jarak agar Lubu tak lagi mengganggunya.
Melihat Alvin yang nampak tak tertarik, Lubu langsung menyerah. Tanpa sadar, ia menaikkan sedikit volume televisinya sambil berkata. "Lihat, pria itu adalah penyanyi yang baru saja debut di negara SL."
"Ng.."
Masih fokus dengan game-nya, Alvin hanya menjawab dengan bergumam."Kau ingat tentang para siswi pintar di kelasku? Mereka sering sekali membicarakan pria ini."
"Terus?"
"Katanya salah seorang siswi pintar di kelasku, dia yang baru beberapa minggu debut sudah memiliki banyak penggemar. Siswi lainnya juga yang bilang bahwa penyanyi itu adalah calon idola satu negara." Ucap Lubu.
"Setelah melihat dari acaranya ini. Kuakui wajah penyanyi tersebut sangat tampan. Tetapi, aku cukup penasaran. Selain tampan, apakah dia memiliki suara yang bagus hingga bisa digilai banyak orang."
Akhirnya, Lubu mulai serius menonton. Setelah pembawa acara selesai berbicara, akhirnya tiba giliran pria itu untuk bernyanyi.
Musik dimulai..
Sepertinya ini adalah lagu dengan genre pop romantis dengan alunan nada pelan yang menghanyutkan. Di ikuti teriakan histeris penonton, penyanyi itu mulai mulai bernyanyi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Stop Me Now! (BoyxBoy)
Fiksi RemajaWARNING!! Boys Love story! M.Dirga Marhadi, siapa dia? Anak semata wayang dari keluarga kaya yang cukup terpandang di ibu kota. Memiliki wajah di atas rata-rata, pintar dan selalu dikelilingi banyak wanita. Jangan pernah bicara dan bertanya soal cin...