27 :

8.3K 1K 143
                                        


. . .

"Kalian.."

Ketika sebuah suara tak asing terdengar, Dirga yang jelas mengenali suara itu segera berbalik untuk mencari dimanakah pemilik suara tersebut berada.

Bangkit dari duduknya, Dirga menatap sosok gadis yang kini berdiri di bawah sorot cahaya lampu jalanan.

"Kau.."

Sama seperti sebelumnya, Dirga masih terdengar tak suka dengan kemunculan gadis itu.

Tak kalah dengannya, Sonya juga menatap Dirga dengan pandangan benci. Namun itu hanya sebentar, karna dengan cepat dirinya mengalihkan pandangannya ke arah pemuda yang kini sudah ikut berdiri di belakang pundak orang yang ia benci itu.

"Lubu, apa yang yang kau lakukan disini? Oh, tidak-tidak. Maksudku, apa yang kau lakukan dengan si-gila itu di tempat ini?" Tanya Sonya dengan tak sabar.

Si-gila?
Dirga yang juga mendengar pertanyaan itu, segera menatap ke sebelahnya. Dengan mengerutkan kening, ia bertanya.
"Kau, kenal dengannya?"

Tidak perlu menunggu Lubu untuk menjawab, Sonya pun berkata.
"Tentu saja kami saling mengenal!"

"Tidak ada yang bertanya padamu." Dirga kembali menatap Lubu dan bertanya lagi, namun dengan suara setengah berbisik. "Kau kenal dengannya, hah?"

"..."

"Sebaiknya kau jawab dulu pertanyaanku! Apa yang kau lakukan hingga bisa berada di dekat Lubu?!"

Ck!
Dirga berdecak agak kesal sebelum kemudian menjawab. "Aku dan Lubu adalah teman sekelas. Kami berdua cukup akrab, jadi wajar jika keluar berdua. Memangnya apa urusanmu, gadis yang kedatangannya tak di undang?!" Tanyanya kemudian.

"Aku adalah saudari perempuannya. Juga hal wajar jika aku bertanya tentang apa yang dilakukan adikku sendiri!" Jawab Sonya tak kalah sengit.

Saudari perempuan?! Kakak?!! Jadi, dia juga anak dari..

Membuka lebar matanya. Dirga terlihat tak percaya dengan apa yang baru ia dengar.

"..."
Sementara itu, Lubu yang sejak tadi diam, menajamkan tatapannya dan menatap Sonya dengan mimik tak terbaca.

"Kenapa kau diam? Kaget?" Sonya terdengar mengejek.

Buru-buru Dirga melenyapkan ekspresi tersebut.
"Memang apa masalahnya jika aku kaget dengan perkataanmu? Karena meskipun kau kakaknya, aku sama sekali tak pernah melihatmu berada di rumahnya."

Rumah?
"Kau sudah pernah pergi kerumah Lubu?" Tanya Sonya.

"Kalau ya, kenapa?"

Haaah?
"Lubu, benarkah apa yang dikatakan si-gila ini? Kau mengijinkannya datang ke rumah?!"

Mendengar seorang gadis mengejek lagi dirinya, Dirga mulai tak terima.
"Hei, jaga kata-katamu sialan!" Katanya marah. "Hanya karena kau kakak temanku, sehingga bisa dengan seenaknya mengejekku! Selain itu, Lubu juga sudah dewasa. Kau tak boleh ikut campur dengan urusannya. Apalagi ini urusan antar lelaki!"

"Kau--!" Sonya mendadak marah juga. Ia yang ingin mengatakan sesuatu, terpotong oleh perkataan Dirga yang secara tiba-tiba mengajak Lubu pergi.

"Lubu, ayo kita pergi dari tempat ini. Kakakmu yang mendadak muncul itu, benar-benar mengganggu!"

!!

Sonya benar-benar tak tahan dengan kelakuan Dirga ini. Hingga pada saat dua pemuda itu ingin pergi, ia teringat satu hal.
"Oh, aku tahu!"

Dirga yang baru ingin membawa Lubu pergi, harus kembali barbalik dan menatap bingung ke wajah Sonya.

"Tahu soal apa?"

Don't Stop Me Now! (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang