***
🌾
Mobil yang Dirga kendarai berhenti tepat di depan rumah tua milik Lubu. Di dalam kendaraan, si pemilik rumah terlihat berusaha menghabiskan minuman dingin miliknya. Sedangkan Dirga yang berada di kursi kemudi, malah asik memandangi Lubu.
Ehem..
"Kita sudah sampai di rumahmu." Ucap Dirga mengingatkan."Nggg~" Guman Lubu.
Tanpa diduga, mata mereka saling bertemu yang mana itu mengagetkan Lubu hingga hampir menumpahkan minumannya.
Pfff!
Dirga berusaha keras menahan tawa serta ekspresi dan dengan tenang bertanya.
"Kenapa?""Tidak-tidak.." Lubu terbatuk beberapa kali.
Setelah agak tenang, ia melirik ke arah Dirga yang ternyata masih memandang ke arahnya.
"!!"
Buru-buru ia mengalihkan pandangan tidak ingin melihat ke pria itu dan kembali menghabiskan minumannya secepat mungkin."Pelan-pelan, bodoh."
Dirga memperingatkan dan hanya mendapat jawaban berupa anggukan.Selesai dengan minumannya, Lubu menunduk untuk mengecek barang belanjaan. Awalnya, ia mengecek terlebih dahulu isi kantung belanjaan itu agar tak tertukar dengan belanjaan milik pengemudi di sebelahnya.
"Terima kasih, ya."
"Untuk apa?" Tanya Dirga.
"Tentu saja karena sudah membelikan satu set pakaian mahal untukku." Setelah yakin, Lubu mengangkat kantung belanjaan miliknya dan kemudian memeluk kantung itu dengan erat.
"!!"
Kini giliran Dirga yang langsung mengalihkan wajahnya. Dirinya tak sanggup melihat wajah Lubu yang nampak senang itu."Ha-harusnya aku yang berterima kasih karna sudah mengijinkanku menginap." Katanya agak gugup.
Lubu memutar bola matanya.
"Kalau soal menginap, bahkan jika aku tak mengijinkan. Kau bakal tetap masuk sendiri." Ia tertawa cekikikan sebelum kembali berkata. "Aku merasa sangat senang atas kebaikanmu kali ini. Lebih bagus lagi jika kau lebih sering melakukannya. Sekali lagi, terimakasih!""Sudahlah, tidak perlu berterima kasih."
Setelah berkata seperti itu, ia lalu mencoba memperhatikan wajah Lubu. Entah bagaimana, namun sepertinya ini adalah hal yang baru Dirga sadari. Dimana wajah Lubu akan merona jika sedang bahagia.
Ini membuat Dirga tak bisa menahan perasaan untuk mejahili.
"Kalau kau ingin berterima kasih, kenapa tidak dengan mencium pipiku saja?" Tanyanya sambil menyengir.
Lubu mengerutkan alis. Ia memberikan mimik seakan tak paham.
"Hah?"
Melihat itu, Dirga menepuk pipi kanannya dengan jari telunjuk.
"Ayo, cium di sebelah sini.""Cium?"
"Ya! Jika kau menciumku, maka aku akan menganggap rasa terima kasih yang kau ucapkan benar-benar berasal dari dalam hatimu." Dirga mulai menggoyangkan alisnya. Ayo kemari..
Apa yang dilihat Dirga selanjutnya sangat mengagetkan. Wajah Lubu yang mulai memerah lagi bahkan hingga ke ujung telinganya. Ini sangat lucu hingga membuat Dirga tertawa.
Gyahaha!
"Kenapa dengan wajahmu? Haha!!"Lubu berkedip dua kali. Ia kemudian melihat ke arah kaca tengah dan bisa melihat wajahnya memerah layaknya kepiting rebus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Stop Me Now! (BoyxBoy)
Teen FictionWARNING!! Boys Love story! M.Dirga Marhadi, siapa dia? Anak semata wayang dari keluarga kaya yang cukup terpandang di ibu kota. Memiliki wajah di atas rata-rata, pintar dan selalu dikelilingi banyak wanita. Jangan pernah bicara dan bertanya soal cin...