***
Lubu merasa cukup beruntung saat mengetahui bahwa guru yang mengajar pelajaran ke-empat tidak bisa hadir dikarenakan suatu kegiatan diluar sekolah. Alhasil, kini para siswa di kelasnya mulai memanfaatkan jam kosong dengan berhamburan bermain di luar kelas.
Baru saja kembali dari toilet, Lubu yang berjalan dengan meraba dinding mendapat tatapan aneh dari beberapa siswi di kelasnya sendiri. Namun, karna ia sudah terbiasa dengan tatapan mereka, Lubu tak ambil pusing dan masuk kedalam kelas.
"..."
Lubu berjalan menuju kursi belajarnya. Setelah sampai, ia meletakkan kotak kecil berisi tisu di atas meja, bersandar dan mulai menatap keluar jendela.. . .
Dirga terlihat merebahkan kepalanya di atas meja ketika mendengar suara berisik yang berasal dari belakangnya. Tak berapa lama, dirinya bangun dan berbalik kebelakang.
"Kau berisik sekali." Katanya Dirga dengan raut wajah kesal. Terlihat jelas, pria ini sedang mengantuk berat.
Lubu melirik sesaat sebelum kembali menatap keluar.
"Eem." Guman Lubu singkat."Tukang berisik." Sambung Dirga.
Masih tak mau melihat Dirga, lubu menjawab.
"Baru tahu?"Hoaam..
Dirga menguap lebar. Dirinya ingin kembali berbaring ketika melihat kotak tisu yang berada di atas meja belajar milik Lubu."Au.., untuk apa ini?" Ia mengambil tisu itu dan mengangkatnya. "Kalau tak salah, kau baru dari toilet, kan?"
"Tahu darimana?" Lubu balik bertanya dengan nada malas.
"Aroma tubuhmu." Jawab Dirga. "Kau bau toilet." Dia memperjelas.
Lubu berdecak tak suka. Ia menghadap depan berniat memperdebatkan masalah ini.
"Bisakah kau berhenti mengejekku?""Kenapa?"
"Darimana kau bisa berpikir bahwa aku memiliki aroma toilet?"
Dirga dengan santai menjawab. "Karna kau begitu lama di tempat itu. Karna itulah aromanya menempel pada tubuhmu."
"Kau sialan!"
"Lagipula untuk apa kau membawa sekotak tisu?"
Lubu mengerutkan alisnya marah.
"Apa maksudmu?!""Tidak..," Dirga tertawa geli. "Aku hanya berpikir bahwa seseorang yang ingin buang air kecil tidak akan membawa tisu hingga sebanyak ini. Kecuali, kau.."
"Kau!!"
Alasan Lubu membawa sekotak tisu adalah memang karna kebiasaannya yang jika ingin buang air kecil akan menggunakan lebih dari empat lembar tisu. Bukan karna dirinya pecinta kebersihan. Lubu hanya tak suka jika area tengah tubuhnya terasa lembab. Akan repot jika dirinya yang berjalan cukup lambat, terlihat membawa lembaran tisu. Jadilah, ia membawa sekotak-kotaknya.
"Kenapa? Apa aku benar?" Dirga mengejek lagi.
Lubu diam sebentar. Ia benar-benar tak bisa menebak gaya berpikir dari pria bernama Dirga si-manusia sesat ini.
"Aku tak perduli dengan apa yang kau pikirkan. Aku hanya memiliki sebuah pertanyaan untukmu."
"Katakan." Ucap Dirga penasaran.
"Darimana kau bisa menebak aroma seseorang yang berbau toilet? Apa itu karna kau sudah terlalu sering berlama-lama di tempat seperti itu?"
Dirga membuka lebar matanya saat melihat Lubu berbicara tanpa suara dan berkata padanya, bahwa Dirga adalah seseorang yang..,

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Stop Me Now! (BoyxBoy)
Fiksi RemajaWARNING!! Boys Love story! M.Dirga Marhadi, siapa dia? Anak semata wayang dari keluarga kaya yang cukup terpandang di ibu kota. Memiliki wajah di atas rata-rata, pintar dan selalu dikelilingi banyak wanita. Jangan pernah bicara dan bertanya soal cin...