18 :

9.4K 1.3K 101
                                    


Karena para tokoh masih muda, kata "Pria" bakal diganti "Pemuda".

***

🌾

Duduk bersantai di kursi belajar, Randi terlihat bermain dengan ponselnya. Saking santainya, kursi itu sampai tersandar ke dinding.

Jari-jari Randi terus menggulir layar ke bawah, mencoba mencari hal yang menarik dari beranda media sosial atau membaca ulang pesan masuk di ponselnya.

Wanita ini-wanita itu, pesta ini-pesta itu, bermain ini-bermain itu. Lalu, disuruh datang kesini dan disuruh datang kesitu. Haah..

"Tidak ada hal menarik yang bisa dilakukan. Semua hal yang kusukai sudah terlalu sering kulakukan hingga menjadi bosan rasanya." Keluh Randi kemudian.

Melihat kedepan, ada Lubu yang menghabiskan waktu istirahat pertama mereka dengan tidur siang. Di depannya lagi, ada Dirga yang asik berbuat jahil dengan menusuk pipi Lubu.

Apalagi ini..

Randi bisa melihat dengan jelas bahwa sahabat busuknya itu sedang berusaha menggoda Lubu agar bangun dan marah. Lalu, benar saja. Tubuh Lubu yang semula diam, mulai bergerak tak nyaman.

"Jauhkan tanganmu!" Menutup wajah dengan salah satu lengannya, Lubu menepis tangan gatal milik Dirga.

"Apanya?" Pura-pura tak mengerti, Dirga diam sebentar hingga tak sampai semenit ia kembali mengerjainya lagi. "Banguun.. hayoo, bangun pemuda." Bisiknya.

"Aku peringatkan  Jangan mengganggu jam tidurku atau kau akan kumakan!" Kali ini, Lubu langsung merespon dengan serius.

"Memangnya kenapa? Kita berada di sekolah, Lalu kenapa kau malah tidur? Kau tak niat belajar, ya? Apa kau bilang? Ingin memakanku?" Dirga kembali dengan sengaja melontarkan pertanyaan tanpa henti. Satu pertanyaan ditambah satu cubitan. Lubu sudah mendapat 5 cubitan di pipinya sekarang.

"Dirga.." Tegur Lubu.

Bersikap tak perduli, Dirga malah semakin menjadi dengan menarik-narik rambut halus Lubu.

Brak!
Menggebrak meja, Lubu bangun kemudian berkata. "Jangan bilang bahwa aku tak memperingatkanmu, ya!"

"!"

Setelah mengatakan hal tersebut, Lubu bangkit dari mejanya dan mendatangi Dirga. Ia dengan cepat menduduki paha Dirga, meraih tangannya dan bersiap menggigit.

"Ja--ja-- jangaaaaan!!!" Raung Dirga ketika Lubu benar-benar menancapkan gigi ke kulit lengannya.

Beberapa murid yang berada di kelas  lalu berbalik untuk mencari asal suara keributan.

"Kenapa?"

"Eh?"

"Lihat-lihat, Lubu menggigit tangan Dirga."

"Dimana?"

Hahaha.
Suara tawapun kemudian pecah. Teman-teman sekelas yang melihat hal itu dibuat geli dengan sikap Lubu dan Dirga.

"Gigit-gigit-gigit!!" Beberapa siswa menyemangati Lubu sedangkan para siswi mencoba merekam atau mengambil gambar dari kejadian tersebut.

"Lubu.., sudah-sudah!" Dirga yang tak tahan mencoba menarik lubang hidung Lubu ke atas.

Lubu tersentak kesakitan sesaat lalu kemudian melepaskan gigitannya dan langsung menggoyangkan wajahnya. "Aduh-aduuh.."

Setelah tangannya lolos, Dirga buru-buru mengecek.
"Tanganku.." Katanya saat melihat bekas gigitan di lengannya. Itu bukan luka yang dalam, namun tetap berbekas kemerahan.

Don't Stop Me Now! (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang