***
🌾Adegan menginap malam ini mendadak berubah ketika Alvin meminta ijin untuk pulang karna secara tiba-tiba nenek dari remaja itu jatuh sakit dan memaksa dia untuk pergi menjenguk bersama orang tuanya.
"Kau yakin, tak akan ada masalah?" Tanya Alvin.
"Masalah apa?" Lubu balik bertanya.
Alvin melirik ke arah dalam.
"Seharusnya ini menjadi malam yang menyenangkan.""Kau bicara apa?" Lubu memukul kepala Alvin cukup kuat. "Saat ini, nenekmu sedang tak sehat! Keluarga nomor satu, teman yang kedua. Menginap dirumahku bisa kau lakukan kapanpun. "
"Baiklah, aku pergi sekarang." Meski tak nyaman, Alvin tetap berpamitan.
"Jangan memikirkanku." Lubu tersenyum. "Titip salam untuk keluargamu."
Setelah kepergian Alvin, kini hanya tersisa Lubu dan pria muda bernama Dirga yang secara tiba-tiba datang untuk menginap di rumah ini.
"Temanmu, sudah pulang?" Tanya Dirga yang sejak tadi berdiri dari balik jendela.Lubu mengangguk.
"Oh ya, kau benar ingin menginap disini?"Sambil melipat tangan Dirga menjawab. "Tentu."
"Yakin?" Lubu memastikan.
"Sangat yakin." Jawab Dirga. "Kenapa? Kau jadi tak nyaman jika temanmu tak ikut menginap?"
Menyipitkan matanya, Lubu menunjukkan ekspresi aneh. "Jangan berbicara sesuatu yang menggelikan. Konyol."
"Konyol? Bagian mana dari perkataanku yang terdengar begitu?"
Lubu mengarahkan jari telunjuk ke bibirnya. "Diam!" Ucapnya. "Sekarang, kau mau makan atau tidak?"
Dirga nampak terkejut dengan pertanyaan Lubu. "Makan?"
"Jika kita sudah masuk kamar, kau dilarang keras meminta makan karna lapar."
"Masuk kamar?!" Dirga tambah kaget.
"Sekedar info, aku memasak makanan sendiri. Kau bisa mencoba sedikit dan memutuskan apakah masakan yang aku buat sesuai dengan seleramu atau tidak."
Aku tak mengira bahwa kami berdua akan tidur di kamar bocah ini. Selain itu, aku sudah makan. Tetapi, ini adalah masakan Lubu. Pikir Dirga.
"Bagaimana, mau makan malam terlebih dahulu?" Lubu terlihat menunggu jawaban.
"Aku, belum makan." Dirga memutuskan untuk berbohong.
Lubu mengangguk mengerti. "Baiklah."
. .
.
Setelah makan malam, Lubu dan Dirga masuk ke dalam kamar. Disaat Dirga menonton televisi, Lubu telah kembali mengerjakan pekerjaan rumahnya ditemani cemilan yang di bawa oleh tamu dadakan itu.
Selesai dengan pekerjaan rumahnya, Lubu bersiap naik ke atas ranjang. Tanpa sengaja ia melihat Dirga terus mengipasi tubuh dengan sebuah kipas kertas. "Terlalu panas disini?"
Dirga yang menonton televisi-pun menoleh. "Tidak." Jawabnya santai.
Lubu menarik sebelah sudut bibirnya. Tak lama, ia mengarahkan kipas kecil yang ada di kamar sepenuhnya ke arah Dirga.
"Lebih nyaman?"Dirga bangun dari tidurnya dan duduk di atas ranjang. "Jangan mengarahkan semua angin kepadaku. Aku tidak merasa kepanasan." Dirinya menolak.
"Kalau kau tidak kepanasan, kenapa begitu berkeringat meskipun sudah setengah telanjang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Stop Me Now! (BoyxBoy)
Roman pour AdolescentsWARNING!! Boys Love story! M.Dirga Marhadi, siapa dia? Anak semata wayang dari keluarga kaya yang cukup terpandang di ibu kota. Memiliki wajah di atas rata-rata, pintar dan selalu dikelilingi banyak wanita. Jangan pernah bicara dan bertanya soal cin...