Budayakanlah..
Vote duluan - Komentar belakangan!***
Psst.. psst..
Seseorang terdengar mendesis ke arah Lubu.Lubu yang mendengar suara itu, sama sekali tak tertarik untuk menjawab.
Psst.. psst!!
Kali ini suara itu terdengar lebih kencang dari sebelumnya.Para siswa di kelas mulai terasa terganggu. Mereka mulai menoleh dari satu tempat ke tempat lain mencari pemilik suara yang menganggu itu.
"Psst!! Psst!!. Bocah sialan.. kau berpura-pura tuli ya?!" Ucap Randi setengah berbisik.
Lubu berbalik ke belakang, menatap malas ke arah Randi.
"Apa lagi?" Tanya Lubu dengan nada kesal."Berikan aku jawaban!" Jawab Randi tak sabar.
"Aku belum selesai.."
"Bukan jawabanmu, tapi jawaban dari Dirga. Cepat!"
Lubu terlihat mengejek Randi. Ia kembali berbalik dan menendang-nendang pelan bangku Dirga.
"Dirga.. Dirga.." Panggil Lubu dengan suara sekecil mungkin.Lubu sudah merasa cukup kuat menendang bangku itu. Namun, Dirga sama sekali tak menjawab panggilannya ataupun berbalik ke arahnya. Belum selesai urusannya dengan Dirga, Randi sudah sibuk mendesis memanggilnya lagi.
Lubu menjatuhkan kepalanya ke meja belajar dan menutup telinganya dengan telapak tangan miliknya.
**
Ini adalah hari terakhir dari ujian persiapan. Ujian ini biasa diadakan sebulan atau sekitar lima minggu sebelum ujian semester dilakukan. Hasil ujian ini akan menentukan nasib para siswanya. Jika nilaimu dibawah rata-rata. Maka selama dua minggu, kau harus mengikuti jam tambahan setiap selesai jam sekolah.
Lubu mencengkeram tangannya sendiri.
"Ujian dadakan di kelas, ujian pertengahan semester, ujian persiapan, ujian semester, dan ujian-ujian lainnya. Kenapa terlalu banyak ujian yang harus dilewati dalam satu semester di sekolah ini?" Ucap Lubu kesal sendiri."Peserta dengan nomor ujian 2142 harap mengangkat kepalanya."
Mendengar nomor ujiannya dipanggil, Lubu sontak mengangkat kepalanya dan menatap ke arah pengawas. Di depan sana, duduk seorang wanita muda yang hari ini bertugas untuk mengawas di ruang kelas Lubu
"Jangan tidur disaat jam ujian masih berjalan." Ucap pengawas wanita itu memperingatkan.
"Baik." Jawab Lubu singkat.
"Jawab dengan lebih tegas."
Sudut bibir Lubu berdenyut kesal.
"Baik!" Jawab Lubu lebih keras.Ini dia! Selain pengawas siswa yang telat datang ke sekolah, masih ada pengawas menyebalkan lainnya! Tetapi, pengawas ini lebih parah!! Kau pikir, dirimu cantik? Selalu saja menegurku ketika melakukan apapun. Tetapi disaat pria busuk di belakangku ini membuat keributan, mencontek dan menganggu orang lain; kau pura-pura buta dan tuli seakan tak terjadi apapun. Ini tak adil!! Pikir Lubu sambil menatap tajam pengawas itu.
Merasa bosan, pengawas wanita itu bangkit berdiri dan mulai berjalan-jalan. Tujuan utamanya adalah area dimana Lubu duduk.
Huh?
Lubu memajukan bibirnya tak suka. Ia semakin menajamkan matanya menantang pengawas itu.Mau apa kau kemari? Kau ingin mengawasiku? Kau bukan guru tetap. Aku akan melaporkanmu!
Pengawas itu sepertinya tak sadar dengan tatapan menantang dari seorang muridnya ini. Ia berjalan lambat sambil melirik kerjaan setiap murid. Hanya ketika sampai di dekat meja belajar Dirga, pengawas itu berjalan sangat lambat atau mungkin sengaja melambatkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Stop Me Now! (BoyxBoy)
Roman pour AdolescentsWARNING!! Boys Love story! M.Dirga Marhadi, siapa dia? Anak semata wayang dari keluarga kaya yang cukup terpandang di ibu kota. Memiliki wajah di atas rata-rata, pintar dan selalu dikelilingi banyak wanita. Jangan pernah bicara dan bertanya soal cin...