1). Terlambat?

7.9K 441 13
                                    

Lagu Adera mengalun indah di indera pendengaranku, mengingatkanku akan kegagalan yg bahkan tidak pernah ku coba.
Penyesalan memang selalu datang terlambat . Aku sungguh menyesal kenapa bukan aku yg terlebih dahulu memilikinya.

****

" kau tau Al jika Yuki sedang sendiri saat ini, kenapa tidak kau dekati saja?
Apa harus ada yg mendekatinya terlebih dahulu agar kau mau bertindak? "
Seorang lelaki manis yg selalu setia berada disamping sahabatnya yg ia panggil Al terus memberi nasehat. Baginya Al bukan hanya sahabat, tapi juga saudara. Hubungannya sangat dekat bahkan apapun yg dirasakan sahabatnya itu, lelaki manis ini selalu tahu.

" kau tahu benar Sa bahwa aku malu. Aku takut saat aku berhadapan dengannya aku tidak bisa bicara apapun. "

" oh ayolah, kenapa harus malu? Kau tampan, pandai bermain musik. Lalu kau juga pintar. Apa yg membuatmu malu? "
Pria yg Al panggil dengan nama Sa-Esa- itu terus memberi dorongan agar Al mau mendekati gadis yg disukainya.
Al terlalu malu hingga ia tidak berani menampakkan diri didepan gadis yg bahkan selalu diperhatikannya setiap hari.
Jam berapa Yuki akan tiba di kampus,
Siapa saja yg menjadi temannya, makanan favorite di kantin yg sering Yuki pesan, bahkan kebiasaan Yuki yg akan memakai pakaian warna apa disetiap harinya. Perfect stalker.

Esa sering geleng-geleng kepala saat menemani Al menguntit gadis yg dicintainya itu. Entah tepatnya sejak kapan, namun Esa tahu jika sahabatnya benar-benar menyukai gadis cantik yg hanya tinggal bersama kedua orang tuanya.

" baiklah, lalu untuk apa kita disini? Hanya melihat dia yg sedang membaca novelnya saja? "
Kesal Esa karena bosan,

" itu yg sedang aku lakukan Esa, Kenapa ada makhluk seperti dia di bumi ? Apakah dia sudah bosan tinggal di khayangan? "

Esa mengernyit heran, seorang yg sedang jatuh cinta ternyata berisiko terkena gangguan pada otak. Konyol.
Tentu saja, Al bahkan tidak pernah memberi komentar sekonyol ini walau sedang melihat artis muda yg tidak sengaja ditemui saat mereka berada di mall.

" cepat datangi dia sekarang atau kita berhenti menguntit dan pergi dari sini. Apa kau pikir aku tidak capek jongkok seperti ini hanya karena takut ketahuan gadis pujaanmu itu? "
Esa mengambil ancang-ancang untuk berdiri karena kakinya sudah pegal menahan bobot tubuhnya, saat kepala itu menyembul keluar Al langsung menariknya kembali.

" kau mau kemana? "

" aku akan melakukan hal yg lebih menarik dari pada jadi penguntit sepertimu. Kau lihat saja sendiri! "
Esa kembali berdiri, merapikan kerah kemejanya lalu melangkah menuju Yuki duduk membaca novelnya.

"ehemmm"
Deheman keras membuat Yuki menoleh dan mendapati seorang mahasiswa yg tidak ia kenal, namun wajahnya sudah tidak asing lagi.
Yuki kembali melanjutkan bacaannya, membenarkan letak kacamata bacanya dan mengabaikan mahasiswa tersebut.
Esa merasa diacuhkan, kesempatan bagus untuk menggoda, pikirnya.
ia menarik novel Yuki dan menyembunyikan dibelakang tubuhnya.

Yuki protes dan langsung berdiri, ia berkacak pinggang seolah menantang lelaki menyebalkan didepannya itu.

" kembalikan novelku,! "

Esa menggeleng tanda tak mau.

Yuki berusah meraih novelnya namun Esa tidak menyerahkannya begitu saja, ia selalu menghindar saat Yuki ingin mengambil barang yg ia rebut dengan paksa itu.

Al yg melihat kelakuan sahabatnya geram, apa maksud nya menjahili Yuki.

Al berdiri dan menghampiri Esa dan Yuki yg sedang berebut buku berisi cerita tersebut,

" Esa, kembalikan buku itu! "

" kenapa harus aku kembalikan? "

" karena itu miliknya! "

Short Story ( Alki Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang