Pagi menjelang, Yuki sudah siap dengan aktifitasnya hari ini. Sekolah dan menjalankan rencana mereka--Prilly, Jessie dan Febby--yang sudah direncanakan dengan matang kepada Al nanti.
Kisah asmara yang mereka anggap sedikit ganjil itu mengusik ketenangan, dan mereka harus tahu alasannya.
****
" Hai Al, gue mau minta maaf soal kemaren yang keceplosan soal Kara. Lo nggak marah kan? " Yuki datang tiba-tiba dengan sapaan dan permintaan maafnya. Ia duduk tepat di samping kursi Si Cowok Cupu yang kini tengah membaca buku pelajaran. Al menoleh sebentar dengan muka kesalnya. Tidak ada senyuman, bahkan terlihat seperti sedang memiliki mood yang buruk. Terlebih mengingat kejadian kemarin. Al kembali berpaling, melanjutkan bacaannya yang lebih menarik daripada menanggapi permintaan maaf Yuki.
Saat ini memang masih pagi, bahkan kursi di kelasnya masih banyak yang kosong karena penghuninya belum masuk ke kelas.Yuki mendengus sebal. Untuk pertama kalinya ia minta maaf pada seseorang dan untuk pertama kalinya pula maafnya tidak diterima.
Tiga gadis yang sedari tadi memperhatikan Yuki bertanya tanpa suara. Yuki mengindikkan bahu sebagai jawaban lalu kembali menatap Al." Oke terserah. Gue mau lo siang nanti pulang bareng gue dan nggak ada penolakan! " ucap Yuki cepat dan segera duduk pada kursinya sendiri. Al mengernyitkan dahi heran, gadis itu tidak membiarkannya bicara. Harusnya 'pacar pemaksanya' itu tahu jika saat ini ia sedang marah akibat insiden kemarin. Bukan meminta baik-baik dengan bujukan, justru kembali memaksa. Aneh.
Jam pelajaran dimulai, Al terlihat fokus pada pelajaran, berbanding terbalik dengan empat gadis yang duduk berdekatan itu. Kadang cekikikan dan membuat guru di depan papan tulis menghadiahkan tatapan tajam.
Dan menegur dengan ancaman dikeluarkan dari kelas.*****
Yuki duduk di kursi mobilnya, mengetuk jarinya pada sebuah benda bulat yang ia gunakan untuk menyetir. Harusnya, duapuluh menit yang lalu, Al sudah berada di sini. Duduk manis di kursi sebelahnya dan mereka pergi ke sebuah tempat di mana perencana Yuki dan kawan-kawan akan berjalan. Tapi tidak, lelaki dengan setelan cupu itu tidak terlihat.
Yuki kembali melihat jam di pergelangan tangannya, ketiga sahabatnya pasti sudah sampai di sana." Ya ampun, kemana tu orang. Dia nggak denger apa yang gue bilang kali ya? Udah lumutan gue nunggu di sini . Astaga! " sungut Yuki. Gadis itu menoleh ke samping kanan dan kirinya berharap Al berada di sana, namun, tidak. Bahkan kini sekolahnya sudah sangat sepi.
Drtt drtt drttt
Getaran pada ponsel pintar milik Yuki menandakan sebuah pesan telah masuk di sana. Yuki membuka kunci ponselnya dan membaca pesan beruntun dari Prilly.
°Yuki, gue sama yang lain udah sampe.
° tapi berhubung udah siang, kita makan duluan. Lo nyusul aja ntar.
°Laper
° Oke
Hanya satu jawaban yang Yuki kirim. Pesan singkat itu sudah menujukkan jika hatinya sedang kesal saat ini.
Yuki membuka pintu mobil, berjalan menuju ruang kelasnya kembali dengan tergesa bahkan nyaris berlari.
" Eh, lo masih di sini? Gue udah mau lumutan nunggu lo di mobil. Ayo pulang! " ucap Yuki setelah sampai di ambang pintu kelasnya yang melihat Al masih duduk pada kursinya. Memegang sebuah pena dengan buku di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story ( Alki Version)
FanfictionIni fiksi tentang mereka, para idola yang juga diidolakan banyak orang. Bisa berakhir bahagia, dan bisa jadi berakhir dengan kesedihan. Judul awal One Shoot. Beberapa part diprivate Selamat membaca dan berkomentar. Salam manis, HumanMarch.