It's Your Day

1.4K 216 12
                                    

Detik jarum jam terus berjalan menimbulkan rasa bosan berkepanjangan. Gadis cantik dengan dress warna putih tulang selutut kini tengah menunggu dengan kesal kekasih yang harusnya sudah tiba setengah jam yang lalu.

Malam ini, rencana kencan mereka harusnya sudah terjadi. Bahkan jika saja Sang Lelaki yang membuat janji itu datang tepat waktu, saat ini mereka sudah tiba pada sebuah tempat romantis yang mereka rencanakan satu bulan yang lalu.  Menyebalkan memang, bersiap-siap sedari sore, namun hingga malam tiba, orang yang ditunggu belum juga menunjukkan tanda-tanda kehadiran.

Gadis itu berdecak sebal, melipat tangan di depan dada sambil menggerutu.
" Awas ya kalo dateng, gue jewer tu telinga,  terus pipinya bakal gue cubit sampe merah. Awas aja! " giginya mengerat karena merasa geram. Gadis itu bukan pemarah hanya saja merasa kesal saat menunggu tapi yang ditunggu justru tidak tepat waktu.

Duduk salah, berdiri salah,  hingga tanpa terasa, waktu kembali berputar lebih jauh dari sebelumnya.
" Oke, ini udah satu jam. Dan dia belum juga dateng. Akan gue tambah hukumannya. Liat aja nanti! "

Deru mobil terdengar yang tiba-tiba berhenti di depan pagar rumah miliknya. Suara mobil yang terasa berbeda dari biasanya.
Gadis itu mengintip pada jendela di samping pintu, lelaki yang dia tunggu sedari tadi itu keluar.

" Kok bukan pakek mobil biasa sih? Itu mobil siapa? Kayak mobil Keyna deh  " monolognya sambil mengernyitkan dahi bingung. Matanya fokus pada plat nomor kendaraan itu, namun cahaya minim di luar membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas.

Suara ketukan pintu terdengar dan menarik gadis yang kini berdiri dengan tegap pura-pura baik-baik saja. Memasang muka manis setelah menarik napas dalam.

Pintu terbuka, sosok pertama yang dia lihat adalah kekasihnya dengan setelah pakaian warna senada dengan dress yang dia gunakan. Celana denim panjang warna gelap dan rambut yang sepertinya baru saja dipotong. Terlihat gagah dan rapi.
Bibirnya menyunggingkan senyum kekesalan.

" Bagus, aku udah nunggu satu jam yang lalu Al. Kamu kemana aja sih?" pertanyaan kesal yang tidak mampu lagi terbendung itu keluar begitu saja. Lelaki dengan nama Al itu hanya berdiri diam dengan raut muka yang sulit diartikan.

" Kamu pakek mobil siapa? Dan kenapa mobil kamu nggak masuk. Kamu nggak mau izin dulu sama Papa dan Mama aku?"
Gadis itu terus menyerocos bahkan kini dia lupa akan kekesalan yang tadi dia rasakan dan hukuman yang akan dia berikan pada Al. 

" Yuki, aku minta maaf. Dan kayaknya kita harus batalin kencan kita malam ini. " jelasnya.
Yuki diam tidak mengerti, lalu kembali dahinya berkerut karena bingung.

" Maksud kamu apa? Please jangan ngerjain aku Al. Kita udah siapin ini satu bulan lalu. Dan kamu mau batalin gitu aja? Kamu ada masalah? Apa? " tanya Yuki dengan sedikit amarah di sana.

Al menggeleng,

" Dan kita nggak bisa nerusin ini Yuki. Sepertinya ini malam terakhir aku nemuin kamu sebagai pacar aku. Maaf, hubungan kita nggak bisa diterusin. " jelasnya lagi. Tatapannya sendu, kini rasa bersalah itu terlihat jelas pada wajah tampannya.

" Kamu becanda?  " Yuki menggeleng, " Please Al, ini nggak lucu. Sumpah! " kesalnya.
Yuki terlihat panik saat melihat keseriusan yang Al tunjukkan.

" Nggak Yuki, aku nggak becanda. Aku nggak bisa terus-terusan jadi pacar kamu. Maaf tapi aku minta putus "

Yuki terdiam, kalimat singkat yang tidak pernah dia bayangkan itu terdengar jelas bahkan memutar secara berulang dalam pikirannya. Putus?
Kata keramat itu terucap dengan enteng begitu saja dari mulut lelaki yang sudah dia pacari tiga tahun lalu.

Short Story ( Alki Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang