ToD part 4

1.2K 210 11
                                    

Hari ini sangat berbeda.
Jika kemarin ruang kelas yang beberapa hari lalu terlihat biasa saja, kini berubah menjadi pusat perhatian dan ramai diperbincangkan. Bahkan, hal ini menjadi topik menarik para siswi yang biasa bergosip di pagi hari.

" Gila, gue nggak salah liat kan ya? Itu Al, anak baru yang cupu abis bisa jadi gitu? Gila, keren banget. "

" Keren parah malah "

" Iya, jadi mirip artis gitu ?! "

Beberapa komentar akan penampilan baru Al hari ini cukup membuat Yuki tertarik mencuri dengar obrolan gadis-gadis yang berjalan di koridor sekolah.

" Ah, kita berhasil Yuki. Tinggal kita liat reaksi Kara gimana pas liat Al berubah gini " komentar Febby kegirangan. Rupanya gadis itu ikut menguping seperti yang Yuki lakukan.

Prilly dan Jessie hanya manggut tanpa berkomentar. Jika biasanya Prilly lebih cerewet, kini tidak. Kekesalan yang Febby dan Yuki luapkan di mobil tadi membuat keduanya merasa bersalah. Bagaimana bisa melupakan kesepakatan yang mereka sendiri usulkan demi ngedate bersama gebetan.

" Tapi kan mereka serumah, udah pasti Kara udah tau ya? " monolog Febby.

" Belum, gue yang larang dia nemuin Kara pagi ini."

" Kapan lo ngomong sama dia? "

" Gue minta kontaknya, jadi gue chat dia semalem"

Febby mengangguk mengerti.

Yuki menyikut lengan Febby . Reaksinya berubah bingung. Gadis berkulit putih itu bertanya tanpa suara dengan menaikkan sebelah alisnya. Yuki menunjuk dua sahabat yang berada di samping kirinya dengan isyarat mata . Febby mengerti lalu mengangguk. Lagi.

" Ehemm,, dua kali kejadian aneh pagi ini. Pertama, orang cupu jadi kece dan kedua, orang super cerewet jadi pendiem. " ucap Febby diawali deheman dan menyindir Prilly.

Prilly menoleh pada Febby yang tersenyum mengejek ke arahnya,
" Ishh,, Sindir aja terus. Maaf kali Febb, kita khilaf " jawab Prilly memasang muka polos.
Jessie mengangguk dan menyamai ekspressi yang Prilly tunjukkan.

" Uuhh,, iya iya, kita maafin kok. Lagian kita juga udah nggak marah lagi sama kalian. Kalian denger kan barusan siswa lain bawa gossip apa. Seenggaknya, misi kita berhasil. Tinggal langkah selanjutnya aja. " cela Yuki. Febby mengangguk setuju. Sepertinya gadis itu lebih suka mengangguk dari pada berkata 'iya'.

Senyum lega tercetak pada bibir manis Prilly dan Jessie, beban rasa bersalahnya sudah berkurang sekarang.

Tanpa terasa, mereka sampai pada kelas yang sudah beberapa bulan mereka huni , dan sepertinya baru pertama kali kelasnya ini terasa berbeda. Rasanya sesak.
Tentu saja karena perubahan fisik Al yang signifikan, beberapa kakak kelas yang didominasi perempuan datang ke kelasnya.
Duduk mengerubungi satu kursi yang sangat mereka tahu milik siapa.

Ada yang mengajak ngobrol bahkan bergurau mencari perhatian.

" Ckckckck Udik, orang kampung aja nggak seudik itu liat cowok ganteng." komentar pedas itu keluar bak aliran sungai yang meluap tidak terkontrol dari mulut Febby.

Prilly senyum hingga mencubit lengan putih sahabatnya itu hingga menjadi merah.
" Awww " ringis Febby kesakitan.

" Kasar amat tu mulut. Sekali-sekali ada keseruan di sini nggak papa kali. "

" Iya nih Febby, tumben amat ngomong pedes gitu. " timpal Jessie.

" Febb, lo bisa bayangin gimana reaksi Kara yang liat Al sekarang ditaksir banyak orang? " tanya Prilly sambil duduk pada kursinya. Meletakkan tas slempang dengan tatapan pada Al dan gerombolan kakak kelas yang berada di belakang kursi mereka.

Short Story ( Alki Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang