Al dan Shawn memilih sebuah Cafe untuk pertemuan mereka.
Shawn duduk dengan santai sambil menyesap kopi pesanannya yang hampir dingin. Sesekali menatap Al dengan tatapan remeh, lebih tepatnya 'muak'. Tidak ada yang menyangka jika lelaki dengan tampang imut itu menyimpan marah pada Al. Kelakuan Al yang menurutnya sangat kekanakan beberapa tahun silam cukup membuat dirinya menyimpan dendam.
Terlebih, rasa sayangnya terhadap Yuki membuat dirinya menilai jika Al tidak akan bisa mengembalikan senyum wanita yang sudah lama ia cintai itu seperti dulu. Bohong saat Shawn benar-benar melamar Yuki seperti pengakuan tidak langsungnya kemarin, karena faktanya adalah, Shawn ingin menyadarkan Yuki jika penantiannya hanya sia-sia. Karena orang yang ditunggu sudah tidak sendiri lagi. Setidaknya itu yang ia tahu." Oke, gue nggak akan basa basi, jawab pertanyaan gue dengan jujur "
Al membenarkan posisi duduknya lebih tegap.
Mulutnya hendak berbicara, namun Shawn lebih dulu memotong dengan pertanyaannya." Pertanyaan apa ? Tentang Yuki? Basi Al. " jawabnya menatap Al kesal.
Al mengangguk dan mencoba tidak mempedulikan apa yang Shawn katakan." Apa Yuki belum menikah juga karena nunggu gue? "
Shawn tersenyum miring, lalu menatap tajam ke arah Al kembali.
" Apa penjelasan gue kemarin belum jelas Al? "
Shawn menggelengkan kepalanya tak percaya," Tapi sepertinya lo nggak akan ngerti. Orang kayak lo cuma bisa buat Yuki sakit hati. Sikap kekanakan lo udah renggut semua kebahagiaan Yuki, dan gue siap jaga dia kalo lo berani ganggu hidup dia lagi "
Tatapan menusuk Shawn cukup membuat Al merasa bersalah." Maafin gue, gue nggak maksud. Gue janji akan nebus kesalahan gue. Please, bantu gue! Kasih gue kesempatan. "
Al memohon, meminta Shawn untuk memberinya kesempatan memperbaiki kesalahannya dimasa lalu." Kesempatan? Kesempatan untuk bikin Yuki patah hati lagi ? Nggak cukup lo buat Yuki nangis kemaren? "
Al terdiam,
" Denger gue, Al. "
Shawn menarik napasnya.
" Malam itu setelah lo pergi, papanya cerita apa yang Yuki alamin, dia nangis dan ngurung diri di kamar,"
Matanya menerawang jauh mengingat kejadian demi kejadian beberapa tahun silam."Dan hari-hari setelah itu keadaannya lebih buruk lagi. Dia ngelamun di balkon tanpa peduli cuaca. Bahkan saat hujanpun dia tetep duduk tanpa peduli tubuh dia yang menggigil karena dingin. Apa lo pernah sedikit aja cari tau kabar dia ?"
"Nggak. Lo ngilang bagai ditelen Bumi. Dan sekarang lo minta kesempatan saat lo udah nggak sendiri. Lo waras ?"
Penjelasan Shawn dihiasi dengan muka merah padam. Merasa gagal menjaga Yuki hingga terluka begitu dalam oleh seseorang." Nggak, gue nggak ngilang. Gue cuma mau buktiin kalo gue nggak seperti yang Leo katakan. Itu semua gue lakuin buat Yuki bangga. "
" Tapi semua nggak sesuai sama rencana gue. Gue berniat mau nemuin dia di saat waktu yang tepat. Dan gue juga nggak nyangka kalo Yuki masih nungguin gue " Jelas Al menundukkan kepala.
Shawn geram, tangannya mengepal sempurna mendengar pernyataan Al.
Shawn berdiri dari duduknya, tangan itu seketika mencengkram kerah kemeja Al dengan cepat. Menariknya ke atas nyaris mengenai mukanya. Decitan meja beradu dengan kursi cukup membuat beberapa pengunjung terkejut, terlebih melihat dua orang yang semula baik-baik saja kini berseteru." Gue nggak tau apa yang Yuki liat dari cowok kayak lo, Al. Apa lo pikir 6 tahun itu waktu yang singkat? Apa yang mau lo buktiin? Nikah sama wanita itu dan punya anak? " cerca Shawn.
Al menggeleng,
" Lo boleh pukul gue sepuas lo Shawn, tapi gue belum bisa cerita apa-apa saat ini. Gue cuma minta, biarin gue nebus kesalahan gue sama Yuki "
Shawn menghempas tubuh Al di atas kursi, telunjuknya mengarah tepat di depan Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story ( Alki Version)
FanfictionIni fiksi tentang mereka, para idola yang juga diidolakan banyak orang. Bisa berakhir bahagia, dan bisa jadi berakhir dengan kesedihan. Judul awal One Shoot. Beberapa part diprivate Selamat membaca dan berkomentar. Salam manis, HumanMarch.