Sisi Lain end

897 143 16
                                    

Akhirnya gue sadar kalo prasangka buruk itu cuma buat orang kurang kerjaan.

____________________________

Gue nggak tau gimana gambarin betapa senengnya gue hari ini. Untuk pertama kali, gue bisa tampil di depan kelas bawa gitar. Mengiring suara Al dengan lagu ciptaan dia.

Suara riuh dari teman-teman di kelas buat gue tertunduk malu. Pasalnya, selain bertepuk tangan, mereka juga meneriakkan nama gue dan Al dengan sebutan Alki. Singkatan nama gue dan Al.

Bu Rini bahkan muji kemampuan gue yang cuma dikasih waktu satu minggu untuk menyelesaikan tugas dari beliau.

"Ternyata kalian bisa melakukannya dengan baik! " komentar Bu Rini dengan senyum lebar setelah kami selesai menyanyi.
Gue dan Al berdiri di samping meja guru. Tepat di samping Bu Rini.

Ini semua berkat Al. Kalo dia nggak ngajarin gue, gue rasa waktu sebulan pun nggak akan cukup untuk gue bisa lakuin hal hebat barusan.

"Jadi setelah dapat tugas ini, pelajaran apa yang kalian ambil? " tanya Bu Rini pada kami berdua.

Gue dan Al saling pandang.
"Banyak, Bu. Berkat tugas dari Ibu, aku jadi lebih tau sisi lain dari Al!" jawabku melirik pada Al.

Ibu Rini mengangguk. "Masih mau ribut di kelas lagi? "

Kami berdua kompak menggeleng.
"Nggak Bu. Kalo bisa, kami akan lakukan perintah Ibu bukan atas dasar hukuman. " jawab Al serius.

"Ya, memang seharusnya demikian! Kalian boleh duduk! "
Ucap Bu Rini mempersilakan kami berdua .

"Nggak nyangka kalo mereka punya bakat duet yah. Sering-sering aja dapet hukuman biar di kelas ada hiburan! "

Gue cuma bisa ketawa saat denger kicauan dari mereka.

**

Saat ini gue, Ve dan Al lagi makan di kantin. Beberapa menit lalu jam istirahat dimulai.
Pesenan kami juga baru datang.
Makanan favorit gue tetep bakso yang kuahnya nggak pake kecap.
Sedang Al, lebih milih mie goreng. Dan Ve, air mineral dingin. Dia nunggu Keenan, pacaranya. Katanya Kenaan bawa sesuatu buat dia.
Makanya dia cuma pesan minum.

"Gue denger kalian berhasil selesaikan tugas dari Bu Rini! " ucap Ve membuka obrolan.

Gue senyum sambil ngunyah bakso.

"Iya. Berkat Yuki. " sambar Al.

"Lo juga, Al. Kalo lo nggak ajarin gue, mana bisa kita kayak tadi. " timpal gue.

"Gue seneng deh kalian bisa akur. Harusnya dari dulu ya! " komentar Ve.
"Sepupu lo terlalu cuek, Ve. Susah dideketin.! " ujar Al.

"Eh? " gue ngangkat alis.
"Emang iya kan? " tanya Al ke gue.
"Lo nya aja yang  sombong. Gue mah gimana orang ke gue aja. "

"Hahaha,,, mulai deh ribut lagi. Heran! " ujar Ve berkomentar.
"Kenapa kalian nggak berteman aja sih.?" sambung Ve.
"Ini kita udah temenan, ya kan Al? "

Al mengangguk sambil tetep lanjutin makan.

"Lo tau gue, Ve. Cuma orang yang beneran kenal, yang tau gue seperti apa!,, uhukk,, ---"

Short Story ( Alki Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang