Masa depan itu rahasia. Makanya gue punya banyak rencana biar masa depan gue bisa bahagia.
______________________________
Nggak ada kata menyerah dalam kamus seorang Yuki. Sebelum gue bisa naklukin ketidakmampuan gue, gue nggak boleh berhenti. Gue harus usaha biar bisa. Nggak ada hasil yang mengkhianati usaha. Karena dengan usaha, hasil terbaik akan gue dapet. Mudah-mudahan.
Setelah dia nunjukkin bakatnya di depan gue kemarin, gue mutusin untuk pulang. Udah terlalu sore dan emang latihan gitar hari itu udah cukup buat jari gue memerah.**
Hari eksekusi semakin dekat. Kata Al, progres gue cukup lumayan untuk nampilin kemampuan gue di bidang musik yang belum seberapa itu.
Seenggaknya, sebagai pemula atau lebih tepat, --pemula yang terpaksa belajar gitar karena hukuman-- gue udah mau latihan dengan sungguh-sungguh.Hampir seminggu gue dan Al dekat. Banyak cerita yang dia bagi ke gue, termasuk soal keluarganya.
Bukan cuma dia sih, gue juga. Bahkan sangat terbuka. Karena sebenarnya, gue nggak pernah cerita masalah gue ke orang lain selain Ve.Saat itu pula, gue jadi tau sisi lain seorang Al.
Semua bermula saat gue memberanikan diri nanya ke dia soal pernyataan Tante Mey yang bilang gue pacarnya.
Saat itu latihan sedang terjadi di rumah tempat tinggal gue, alias rumah orangtua Ve.Flashback
"Al, lo pernah bilang ke Tante Mey, gue pacar lo? "
"Hah? Nggak. Tante Mey bilang gitu? " tanya Al heran.
Gue ngangguk.
"Mungkin karena gue nggak pernah bawa temen cewek." jawab Al."Oh ya? Masa sih? " tanya gue nggak percaya.
Giliran Al yang ngangguk."Gue boleh nanya sesuatu? " gue jadi penasaran sama kisah cinta dia.
Masa' cowok kayak Al nggak pernah deket sama cewek."Silakan! "
"Sejak 3 tahun kita sekelas, gue nggak pernah liat lo deket sama cewek, atau nggak sengaja liat lo boncengan sama cewek. " ujar gue."Lo seperhatian itu sama gue? " Al natap gue dengan muka syok yang dibuat-buat.
"Dih, jangan GR. Gue kan nanya sesuai yang gue liat. " ucap gue sambil mengerutkan alis.
Tapi, lirikan Al seolah nggak percaya penjelasan gue.
"Please deh Al. Gue serius,,,,--"
"Atau lo pengen gue ngira lo Hompimpa? " ujar gue kesal.
Al bergidik jijik. Liat itu, gue jadi geli sendiri dengan ucapan gue tadi.ternyata dia paham hompimpa apaan.
"Gue normal. Masih suka sama cewek. Tapi emang belum ada yang cocok diajak pacaran." ucapnya sombong.
"Halah,, sok yes lu. " komentar gue.
"Terlalu pemilih mungkin. !" ujar gue berpendapat.
"Bukan gitu! " jawabnya.
"Terus? " tanya gue lagi.
"Pengen tau banget? "
"Dih,, " alis gue berkerut.
"Hahahah,,,, " Al malah tertawa."Gue pernah suka sama satu cewek, tapi sayangnya dia over cuek. Jadi bingung gimana mau deketin! "
Gue ngangguk sok ngerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story ( Alki Version)
FanfictionIni fiksi tentang mereka, para idola yang juga diidolakan banyak orang. Bisa berakhir bahagia, dan bisa jadi berakhir dengan kesedihan. Judul awal One Shoot. Beberapa part diprivate Selamat membaca dan berkomentar. Salam manis, HumanMarch.