PART 24

208 17 0
                                    

"Tidak.. Kau bohong"

"Apa mukaku terlihat berbohong"

"Taehyungie"

"Ceritakan padaku dan aku akan membantumu"
.
.
.
"Sekarang bertanyalah pada hati kecilmu Jim, apa yang kau rasakan saat melakukan semua itu pada Taehyung? Apa hatimu benar benar membencinya? Apa hati kecilmu setuju kau merencanakan semuanya? Apa kata hati kecilmu saat melihat Taehyung menangis dan terluka? Saat melihat Taehyung kembali menjadi sosok lain? Saat Taehyung harus berjuang sendiri? Dan apa kata hatimu saat Taehyung ternyata menyayangimu walau ia tau kau merencanakan semuanya, saat ia tau kau membencinya? Merenunglah Jim, apa yang dikatakan hatimu.. Taehyung menyayangimu, jangan sampai kau menyesal karna tak bisa menjangkaunya lagi, jangan karna alasanmu itu kau merusak sebuah kemurnian persahabatan, dia tulus menyayangi dan melindingimu Jim, pembunuhan di tahun lalu itu bukan kehendak dirinya, dan penyerangan kirana itu juga bukan dirinya.. Pikirkan kembali pencetus berubahnya seorang Kim Taehyung, sekali lagi apa yang ia lakukan bukanlah dirinya. Renungkanlah Jim.. Tanyakan pada hatimu apa yang kau rasakan selama ini" Meilana menepuk pundak Jimin dan berlalu pergi meninggalkan Jimin yang terpaku mendengar ucapan Meilana.
"Akting yang keren, ah seharusnya aku jadi aktris" batin Mei, saat sudah menjauh dari Jimin.

Memories

'Ya!! Jangan ganggu sahabatku!!'

'Aku tak takut! Akan kulakukan apapun demi sahabatku'

"Kenapa kau memanggilku sahabatmu Taehyung ssi?"

"karna aku menginginkan sahabat"

"Benarkah? Aku juga ingin punya sahabat"

"mau bersahabat denganku?"

"Tentu.. Sahabat?"

"Sahabat"

"Berjanjilah tetap jad isahabatku Jim"

"Pasti Tae pasti.."

"Aku menyayangimu Jim, aku tak pernah membencimu"

"Tak apa Jim, aku rela melakukanya demi sahabatku"

"Karna aku meyayangimu sahabatku, makanya aku melakukanya"

"Jangan pergi Jim, hanya kau sahabat terbaikku"

"Aku sudah sembuh Jim, jangan kawatir, aku senang bisa melindungimu"

"Hyung.. Jimin hyung.. Haha aku meyayangimu"

"Jeongmal mianhae hyung! Jebal! Mianhae!! Jimin! Jimin hyung!"

"Aku pikir kau akan pergi meninggalkanku jim"

"Jim, aku menyayangimu.. Walau aku menjadi sedingin es, aku akan slalu menyayangimu sebagai sahabatku"

"Jim, berjanjilah tetap menjadi sahabatku meski aku menjadi sedingin ini"

"Jim.. Selamat ulang tahun, aku menyayangimu.. Sangat meyayangimu"

Airmata itu kembali mengalir, membasahi pipi seorang namja bermarga Park itu, ucapan dan kenangan bersama Taehyung teringat kembali, menusuk tepat dihati. Ketulusan seorang Kim Taehyung yang selalu menyayangi, berkorban dan melindunginya.
Tak bisa dipungkiri.. Sejak awal memang hati kecilnya menolak apa rencana yang akan ia lakukan, namun egonya mengalahkan hati nuraninya.
Di bawah pohon yang teduh ia bersimpuh menangis menyesali perbuatanya.
Karna kecemburuan dan rasa iri ia melukai sahabat dan orang yang ia cintai .
"Taehyungie"

Sementara itu, Mei bergegas kembali kekamar Kirana untuk berpamitan.
"Kirana.. Aku harus pulang, ada yang harus aku lakukan" Mei memberesi tempat bekal yang ia bawa.
"Aish jinjja ? Kau tidak ingin menemaniku ?" Kirana menampilkan ekspresi memohon agar Mei mau menemaninya disini.
"Mian na, aku harus mengurus sesuatu, lagi pula sudah aa Jungkook disini." Mei menghentikan aktifitas beres beresnya mendapati sesuatu yang janggal. Detik berikutnya ia sadar "aigo!!! Jungkook! Kapan kau tiba?"
Mei memekik dan memeluk Jungkook
"Hehe baru saja kok noona, noona masih berada di Korea kan?" Mei mengangguk dan tersenyum.
"Tinggal dimana noona? Kalau noona tinggal dihotel noona bisa pindah ke rumahku" Tawar Jungkook pada Mei.
"Tidak usah Kookie, noona tak apa di hotel. Yasudah noona pergi dulu ne, jaga noonamu dengan baik" Jungkook mengangguk sedang kirana mempoutkan bibirnya dan mendesah. "huh baiklah pergilah" kirana membuang muka .

My Pure Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang