My Pure Love [END]

PART 33

"Eung" Kirana mengerjapkan matanya. Kirana tersenyum karna saat terbangun, Taehyung ada disampingnya. Kirana membelai wajah Taehyung lembut, dan memandanginya.
"Aku tau aku tampan Nay, tak perlu sampai segitunya memandangku" Taehyung tersenyum dalam mata terpejam,
Kirana memukul pelan dada Taehyung, kemudian memeluknya.
"aku tidak memandangimu, cih PD sekali kau oppa" elak Kirana,
Taehyung tersenyum dan balas memeluk Kirana.

"Benarkah." Kirana mempoutkan bibirnya lucu.
"Menyebalkan, aku membencimu Kim Menyebalkan Taehyung!" Sungut Kirana. Taehyung tertawa dan mengecup singkat bibir Kirana.
"Nado Saranghae Kirana Kim" bisiknya , Kirana mendengus dengan apa yang Taehyung lakukan. Ia melepaskan pelukan dan memunggungi Taehyung.
"Akui saja naya.." goda Taehyung lagi. Kirana mulai jengah dan memutuskan untuk diam tak merespon Taehyung.

"Babe.." goda Taehyung lagi.
"Honey.."
"Lovely.."
Kirana menyerah dan menatap Taehyung
"Mwo?" tanya Kirana dengan ketus.
"Jangan ngambek my lovely" bujuk Taehyung.
"Aku tak marah" Taehyung masih memandang Kirana.
"Tapi kelihatanya kau marah chagiya" Kirana memeluk Taehyung dan berbisik.
"Tidak oppa dan margaku masih Shin" Taehyung tersenyum dan balas memeluk Kirana.
"Aku akan segera mengubah margamu sayang" bisik Taehyung, Kirana rersenyum dan mengeratkan pelukanya.

Dikamar Jungkook, Jungkook masih tertidur. Namun tiba tiba ia bangun karna suara nyaring yang membangunkanya, ia mengambil ponsel dan membaca nama penelfonya sambil mengumpulkan nyawanya.
"Ne yeoboseyo hyung?"

"Ne, aku baru bangun"

"Ne? Mungkin 4 hari lagi hyung noona masih sakit"

"Ne arraseo hyung"

"Ne.. Bye hyung"

Jungkook menutup telfonya dan memutuskan kembali tidur.
.
.
.
Jimin tidak dibiarkan pulang oleh Chanyeol, karna kondisi Jimin yang kacau. Jadilah Jimin menginap di apartemen Taehyung. Jimin tidur di kamar Taehyung dan Chanyeol dan Baekhyun di kamar tamu, sedangkan Mei di kamar Baekhyun.
Jimin tidak bisa tidur, ia merasa gelisah, bau kamar Taehyung begitu sama dengan pemiliknya. Ia merindukan Taehyung. Jimin menghela nafasnya dan memutuskan melihat isi kamar Taehyung.

Ia baru sadar masih terdapat foto bersama saat dirinya dan Taehyung masih remaja dulu. Jimin tersenyum mengenang masalalu. Ia membuka laci meja Taehyung melihat lihat isinya dan ia terpaku pada satu buku. Jimin mengambil dan membacanya,
Buku diary taehyung, Jimin membuka lembar demi lembar buku itu dan terhenti pada satu halaman.

"Jimin my best friend" lirih Jimin, Jimin membaca halaman itu dan terduduk lemas. Taehyung masih sangat menyayanginya meski ia telah berbuat jahat padanya. Taehyung masih menganggapnya sahabat, padahal ia telah melukainya.
"Tae.." Jimin menenggelamkan wajahnya di sela lututnya dan menangis dalam diam.

"Jeongmal mianhae Tae" lirih Jimin.
Jimin memutuskan untuk tidur dan mendekap buku Taehyung.
Keesokan harinya, Mei menghampiri Jimin yang masih tertidur. Mei tersenyum dan mengelus kepala Jimin lembut.

"Ada apa denganku?" batin Mei.
"Jim, ayo bangun.. Kau harus sekolah. Jimin" Jimin menggeliat dalam tidurnya, perlahan ia membuka matanya
"Sudah pagi eh?" Mei tersenyum dan mengangguk.
"Cepat bangun" Mei menarik selimut yang dipakai Jimin.
Jimin bangun dengan lesu, Mei mengerti kalau Jimin takut menghadapi hyungnya.

"Kau bisa jim" Mei menarik tangan Jimin agar terbangun .
"hadapi saja" Jimin mengengguk lesu.
"Baiklah aku pulang" Jimin bergegas merapikan dirinya dan mengambil jaket.
"Jangan membolos" Jimin mengangguk dan pergi. Sebenarnya ia sangat tak mau pergi kesekolah. Mana sanggup ia menghadapi keempat hyungnya. Hyungnya masih sangat marah padanya, bagaimana bisa ia menghadapinya.

"Jimin pulang?" tanya Baekhyun setelah Jimin pergi.
"Ne oppa" Baekhyun mengedikan bahunya tak peduli.
"Oh ya Mei, bagaimana dengan sekolahmu?" Baekhyun sadar jika Mei masih sekolah.
"Kebetulan aku sedang libur semester oppa" Baekhyun mengangguk lega.
"Aku kira kau ambil cuti" Mei menggeleng dan tersenyum.