PART 27

224 20 0
                                    

"Ada apa kalian menyuruhku kemari" Xiumin berkata dengan nada datar pada temanya.
"Duduklah dulu"
Xiumin pun duduk dihadapan Sehun, menatap Sehun dengan pandangan tak minat.
"Ada apa ?" tanya Xiumin lagi.
"Apa benar Taehyung pergi?" Xiumin menaikan alisnya, dan tersenyum miring.
"Untuk apa kau menanyakan Taehyung ?" Sinis Xiumin, Xiumin menyandarkan tubuhnya pada sofa dan bersedekap.
"Jawab saja apa susahnya" jawab Sehun tak kalah sinis.
"Ya dia pergi" Sehun menatap tajam Xiumin, Xiumin balas tatapan Sehun, seringai masih menghiasi wajahnya.
"Dari mana kau tau?" Tanya Sehun lagi yang hanya direspon dengusan dari Xiumin.
"Katakan yang sebenarnya Kim Min Seok! Jangan lupa! Jimin juga sahabatmu! Ia membutuhkan bantuan kita sekarang" kata Sehun dengan nada tinggi, Xiumin tertawa sinis, ia tatap Sehun dengan pandangan sengit. Ia tersenyum sinis pada Sehun.

"Kau bilang apa? Apa aku tak salah dengar? Bukankan ini yang ia harapkan ? Huh?" Sehun menggeram karna Xiumin tetap saja tak mau mengatakan apa yang ia ketahui.
"Kim Min Seok"
Xiumin mendengus dan memutar bola matanya malas. Ia memutuskan untuk mengatakan pembicaraanya saat ia bertemu Taehyung.
"Dia tau semuanya. Dan kau tau dia bilang apa? Dia masih menyayangi Jimin seperti dulu, Jimin masih sahabat terbaiknya, dan kau tau? Taehyung tidak marah pada Jimin, ia pergi karna ia ingin Jimin bahagia! Cih. Kalian mendukung Jimin dan rencana bodohnya? Melukai sahabatnya sendiri yang tulus sayang padanya? Aku tak habis pikir, bagaimana jalan pikiran Jimin sebenarnya? Hanya karna wanita ia melukai dan menyingkirkan sahabatnya sendiri. Malang benar Taehyung mempunyai sahabat sebrengsek dan sebodoh Jimin" Xiumin berkata dengan wajah merah padam karna amarah, Xiumin tak tahan dengan apa yang Jimin lakukan, ia merasa Jimin menyia-nyiakan Taehyung yang tulus menganggap Jimin seperti saudaranya sendiri, Xiumin merasa kasihan pada Taehyung. Dia tak habis pikir, Taehyung masih bisa memaafkan Jimin dan malah memilih pergi.

"Kau bilang apa Min Seok" Jimin tiba tiba muncul dengan tatapan kosong. Air mata mengalir melalui pipi gembulnya.
"Jimin, kau sejak kapan disana" tanya Sehun panik melihat kondisi Jimin yang tidak bisa dikatakan baik ini.
"Jawab Min Seok! Apa maksudmu!!" bentak Jimin, menatap tajam Xiumin yang tak menjawab pertanyaanya.
"Apa pedulimu? Taehyung pergi karna tau semuanya, ia masih menyayangimu dan menganggapmu sahabat, ia pergi seperti keinginanmu. Kau puas ?" kata Xiumin dengan nada tinggi.
"Jadi Mei tidak bohong.. Tidak! Dia pasti membenciku!" elak Jimin
"Cih.. Kenapa? Kau menyesal melakukan semua ini? Bahkan dia masih menyayangimu dan pergi karna ingin melihatmu bahagia, kau puas sekarang Park Jimin? Sahabatmu telah berhasil kau singkirkan. Kau puas sekarang hah? Kau melukainya begitu dalam Park Brengsek! Kau puas hah?!" Xiumin masih mempertahankan nada bicaranya, mukanya benar-benar merah padam karna amarah, ia menatap nyalang Jimin yang menangis didepanya. Ia memang tidak dekat dengan Taehyung, tapi sebagai teman, Xiumin tetap tak trima jika Taehyung di lukai seperti ini.

Jimin menggelengkan kepalanya.
"kau pasti bohong kan, ia tau semuanya tak mungkin ia masih menyayangiku, kau bohong! Kau bohong! Dia pasti sangat membenciku!"
Xiumin memandang Jimin yang terlihat sangat frustasi. Ia tau bahwa sebenarnya Jimin sangat hancur saat ini. Ia sama terlukanya saat melakukan semua ini, tatapan Xiumin pun akhirnya melembut, ekspresinya berubah sedih.
"kau sudah lama bersamanya, pikirkan saja sendiri apa aku berbohong atau tidak, seharusnya kau lebih memahami sifatnya, seharusnya kau lebih mengerti dia"
"Taehyung.. Taehyungie" Jimin melemas dan tubuhnya merosot sehingga terduduk dilantai.
Tatapan matanya kosong, air mata masih terus mengalir. Sehun dan Xiumin berpandangan, Xiumin menghela nafasnya dan menghampiri Jimin.

"Kau menyesal Jim sekarang?" Jimin hanya terdiam dan mejamkan matanya, bayangan wajah Taehyung menghampiri pikiranya. Wajah bahagia Taehyung, senyuman Taehyung, tawa Taehyung, selalu membuat Jimin bahagia. Namun semua berubah saat melihat air mata Taehyung, kesedihan Taehyung, murungnya Taehyung membuat hatinya sangat sakit. Jimin meremat rambutnya, bayangan ia perilakunya yang melukai hati dan fisik Taehyung membuatnya seperti dihunjam beribu pedang.

My Pure Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang