Mission 12 - Bullying

6.1K 716 11
                                    

El dan Zen terus melirik curiga ke arah Sasi yang baru datang.

Walaupun Sasi sudah menjawab pertanyaan mereka, tapi mereka merasa ada yang disembunyikan oleh Sasi.

Rambutnya yang berantakan, pipi kirinya yang merah dan juga sikapnya yang sedikit aneh.

"Kau benar tak apa-apa? Pipimu sepertinya agak memar.'' Merry menatap Sasi khawatir.

"Ini pesananmu.'' El menaruh semangkuk soto dan juga segelas air mineral dihadapan Sasi.

"Makasih kak.'' Jawab Sasi.

Saat Sasi mengambil sendok, tangannya berdenyut.

Sendoknya langsung jatuh keatas meja membuat suara berisik dan membuat orang disekitarnya menoleh kearahnya.

"Maaf.'' Kata Sasi meringis lalu mengambil sendok itu dengan tangan kirinya.

Glenn melirik ke tangan Sasi lalu menghentikan aktifitasnya dari macbooknya.

"Tanganmu kenapa?'' Glenn langsung memegang tangan Sasi yang memar dan bengkak.

"Ah!'' Sasi kaget dan menarik kembali tangannya.

"Ada apa?'' Tanya Zen berdiri dan menghampiri ketempat Sasi duduk.

Zen langsung memeriksa tangan Sasi.

Sasi meringis saat Zen menyentuh memarnya.

"Biar aku lihat.'' El kemudian mengusir Glenn dan bertukar tempat duduk dengannya lalu memeriksa tangan Sasi.

"Tanganmu memar dan bengkak. Kenapa bisa?'' Tanya El makin curiga.

"Ah..ini pasti karena jatuh dikamar mandi tadi.'' Kata Sasi berusaha meyakinkan El.

"Ayo ke UKS.'' El memaksa Sasi berdiri.

"Tapi..sotonya..'' Sasi tak ikhlas harus meninggalkan sotonya yang bahkan belum ia sentuh.

"Nanti akan kubawakan makanan, kau harus obati tanganmu dulu.'' Kata Zen menghibur.

Sasi mengangguk, dan menuruti El yang menggandeng tangannya dan memaksanya untuk ke UKS.

Entah kenapa ekspresi Zen berubah saat El menggandeng tangan Sasi.

Zen duduk dan kembali menikmati makanannya dengan perasaan campur aduk.

Sesaat kemudian ia menyadari tatapan teman-temannya yang menuju ke arahnya.

Jerry, Merry, Glenn, dan bahkan Dev yang barusan bangun melihat kearahnya.

"Kenapa kalian melihatku seperti itu?'' Tanya Zen heran.

"Haaa, ia terlihat kesal..'' Dev menggeleng sambil mendecakkan lidahnya.

"Ia cemburu..'' Merry ikut mengejeknya.

"Aku yakin, 100% kalau ia cemburu. Ckckck..'' Glenn menatap Zen dengan wajah sedih campur gelinya.

Jerry menatapnya dengan tatapan simpati lalu menepuk-nepuk pundak Zen beberapa kali.

"Hey! Ada apa dengan kalian?! Menyebalkan sekali!'' Teriak Zen kesal.

***

"Bilanglah kalau sakit.'' Kata El dengan hati-hati mengobati tangan Sasi.

"Ah!'' Sasi meringis saat El mulai memakaikan perban ditangannya.

"Apakah sakit sekali?'' Tanya El kembali melingkarkan perban ditangan Sasi dengan hati-hati.

"Tidak, aku bisa menahannya. Biasanya aku mendapatkan lebih dari ini..'' Sasi kemudian berhenti bicara dan sadar atas apa yang ia ucapkan.

Guardian KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang