Sasi terbangun dan mengerjapkan matanya beberapa kali, ia tak mengenali tempat ia berada saat ini.
Dimana ini? Rasanya tubuhku tak ada energi sedikitpun untuk bergerak.
"Zen, sepertinya ia sudah sadar. Mama akan menyiapkan sesuatu untuk ia makan. Kau panggillah adikmu.'' Mia menyuruh anak semata wayangnya.
Zen mengangguk tanpa berkata apa-apa.
Zen?! Ia kan anak terpintar disekolah. Apa itu Zen yang lain? Tapi nama Zen sangatlah jarang di negara ini. Sasi terus menatap atap.
"Kau ingat sesuatu?'' Tanya Mia yang duduk dipinggir kasur tempat Sasi tidur.
"Aku... bertemu mereka.. Guardian Kids. Tapi barusan aku mendengar nama yang tak asing ditelingaku.'' Sasi menoleh kearah Mia.
"Tunggu sebentar, aku akan memanggilkan seseorang untuk memeriksamu.'' Mia berjalan menuju pintu.
"13..'' mia berhenti melangkahkan kakinya.
"Hmm?'' Mia tak mengerti apa maksud anak ini.
"13 orang dengan langkah kaki halus, dan 5 orang biasa. Jadi totalnya ada 19 orang termasuk diriku di tempat ini.'' Sasi tetap menatap langit.
Mia tak jadi melangkah keluar tapi justru malah kembali menutup pintu dan menguncinya.
"Nama lengkapmu Sasi Hanifiuri, benar?'' Mia bertanya dengan lembut.
Sasi mengangguk.
"Aku heran kenapa kalian tak membunuhku. Aku pikir karena aku mengetahui identitas kalian, kalian akan langsung membunuhku. Tapi kenapa kalian malah membawaku kesini?'' Sasi tetap tak menoleh kearah Mia.
"Kau salah. Kau tak mengetahui identitas kami.'' Mia tersenyum.
"Ah, ternyata kau mengetahuinya? Kekuatanku?'' Sasi akhirnya menoleh kearah Mia.
"Tidak, aku tak tau.'' Jawab Mia.
"Lalu kenapa kau bisa berasumsi begitu?'' Tanya Sasi kemudian duduk dari posisi tidurnya.
"Aku tahu kalau ada yang salah dengan penglihatanmu. Itu terlihat saat kau sadar tadi kau mendengar suaraku tapi kau tak melirik sedikitpun kearahku. Aku tau kau beripikir percuma melihat kearahku karna kau tak bisa melihat apapun.'' Mia kembali berdiri, kali ini dia benar-benar akan keluar dari kamar.
"Aku akan kembali lagi nanti, Merry akan menjelaskan semuanya padamu.''
"Merry?'' Sasi bergumam. Ia hanya tau satu nama Merry selama ini. Benarkah ini Merry yang dimaksud oleh Sasi?
Duk..duk..duk..
Terdengar suara derap langkah orang berlari dengan tak sabar.Brakk!
Pintu terbuka dengan hebohnya."Sasi!'' Merry masuk lalu duduk dipinggir kasur.
Merry menatap Sasi dan mengamatinya.
"Syukurlah kau tak apa-apa, sepertinya kau juga masih mengingatku.'' Merry tersenyum melihat tampang polos Sasi yang kaget.
"Kau benar-benar Merry.'' Sasi mendekatkan wajahnya kearah Merry.
Sasi hanya bisa melihat jelas dengan jarak tak lebih dari setengah meter. Matanya sepertinya sudah rabun parah.
"Biarkan aku bertanya satu hal padamu, apa yang terakhir kali kau ingat?'' Merry memegang lengan Sasi dengan pelan.
"Aku ingat semuanya.. ah kau juga Guardian Kids ya? Aku hapal langkah kakimu saat kau berjalan dari pintu kemari. Langkahmu samar seperi yang lainnya, hanya saja kau lah yang paling lembut dan lentur saat melangkah.'' Sasi tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/73619163-288-k966396.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Kids
AçãoSEQUEL S.A!! Walaupun blm baca SA tetep nyambung kok. Jadi nggak harus baca prekuelnya. . Guardian Kids... itulah sebutan untuk mereka yang selalu membantu yang memang pantas untuk dibantu, dan juga pengacau yang selalu muncul menghebohkan negara-ne...