Mission 3 - Please, kill me..

8.2K 845 36
                                    

"Jadi, kita tetap akan menjalankan rencana ini. Siapapun target kita!'' Zen memandang Merry.

Merry balik menatap Zen. "Oke. Aku tak keberatan.''

"Tenang aja mer, kita kan pakai kostum.'' El menepuk kepala Merry.

"Kita akan menjalankan rencana ini minggu depan, oke?'' Zen meminta persetujuan yang lainnya.

"Oke!'' Glenn menjawab.

"Hmmm.'' Gumam Davino yang tidur-tiduran di atas meja.

"Siap.'' Kini giliran Jerry yang menjawab.

***

"Zen! Mau kemana?'' El bertanya heran.

"Ke perpus, balikin buku. Mau ikut?''

"Ogah! Kita ke kantin ya, ntar nyusul aja di meja tempat kita biasa makan.'' El menarik tangan Dev yang masih tidur.

"Bangun gak?!'' El memaksa Devano.

"Pilih bangun, atau hardisk yang ada ditasmu aku isi virus van?'' Bisik Glenn dikuping Devan dengan pelan.

Devano langsung melek dan berdiri seketika.

"Oke ayo kita kekantin.'' Devano mengucek-ucek matanya.

"Mana Jerry-merry?'' Tanya Devano masih setengah sadar.

"Udah duluan, kalo mereka gak duluan kita gak bakal dapet tempat duduk.'' Jawab Glenn masih sibuk dengan mac booknya.

Flop!

Glenn menutup mac booknya dan memegangnya dengan satu tangan.

"Bisa nggak semenit aja gausah bawa itu?'' Tanya El heran.

"Gak, ini nyawaku.'' Jawab Glenn dengan entengnya.

"Hah! Dasar autis.'' Ejek Devano sambil menguap.

***
Zen mengelilingi perpus lalu mencari-cari tempat buku yang ia pinjam. Dengan sekali lihat Zen hapal dimana rak buku itu dan langsung menaruh buku yang ia pinjam kemarin.

"Eh?'' Zen kaget melihat seseorang ternyata tertidur di menyender di salah satu rak buku dekat tempat ia berdiri.

Memang perpus Arcadia sangatlah besar, tapi juga sepi pengunjung. Tak heran banyak anak-anak yang ke perpus hanya untuk sekadar tidur dan bolos pelajaran.

"Sasi?'' Gumam Zen pelan.

Tapi entah Sasi mendengarnya atau bagaimana Sasi terbangun dan melotot kaget.

"Ah maaf, apa aku membangunkanmu?'' Zen berbisik pelan.

Tapi kan tadi suaraku hampir tak terdengar bahkan olehku, kenapa dia bisa bangun? pikir Zen heran.

"Ah, tidak kak. Aku pikir aku ketahuan lagi oleh penjaga perpus, hehee. Tapi ternyata itu kau.'' Sasi mengerjap-ngerjapkan matanya agar sadar sepenuhnya.

Zen terkekeh pelan melihat wajah Sasi yang sangat mengantuk. Tapi lalu Zen menyadari sesuatu, dan terus memperhatikan Sasi yang membuat Sasi tak nyaman.

"Kenapa kak? Ada yang salah?'' Tanya Sasi ragu.

"Ah tidak, aku hanya heran saja. Kenapa kau selalu memakai jaket atau sweater? Kau tak kepanasan? Ini kan musim panas.''

"Tidak, aku sudah terbiasa.'' Jawabnya tersenyum manis.

"Kakak nggak ke kantin?'' Tanya Sasi mengalihkan topik.

"Ah, benar aku sampai lupa. Kalau begitu aku duluan ya.'' Zen melambaikan tangannya sesaat dan dijawab oleh anggukan oleh Sasi.

Zen langsung berjalan cepat keluar perpustakaan.

Guardian KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang