Part 2: Past Memory

191 15 0
                                    

Aku menarik kudaku dan melangkah perlahan ke arah gerbang istana. Dari kejauhan aku melihat 3 orang dengan 2 kuda yang menunggu di depan gerbang. Tapi yang kutahu hanya aku, cella dan chika yang akan pergi? Lalu yang satu orang lagi siapa?

"yoooo atsushi,, selamat pagi.. aku boleh ikut kan?" kata Namjoo.

"apa terlambat itu hobimu hyung? Kau selalu terlambat.." sambung Chika.

"apa yang kau lakukan disini Namjoo? Baginda raja akan membunuhku jika beliau tau kau akan keluar dari keraja-" "sudaahh tenang sajaa,, aku kan bersama tiga orang pengawal pribadiku yang hebat, jadi tidak ada yang perlu ditakutkan.. apa lagi aku punya kau yang bersumpah akan selalu di sisiku.." Namjoo tersenyum manis ke arahku.

Ada perasaan aneh dalam diriku saat mendengar perkataan itu. Membuat wajahku memerah. "y..yasudah kalo begitu, terserah kau saja.." kataku sambil memalingkan mukaku dari Namjoo.

"ayoo jalan.. jika kita berkuda, dari sini ke kota akan memakan waktu 3 jam.. kita akan istirahat makan siang disana dan melanjutkan perjalanan ke dinding.." kata cella sambil menaiki kuda hitamnya. Disusul chika yang menunggang di belakangnya.

Aku menatap mereka. "wah, aku jadi bingung siapa yang kakak dan siapa yang adik.. orang lain juga akan mengira cella yang lebih tua darimu chika.." kataku.

"maksud hyung seharusnya aku yang menunggang kuda ini? Aku sedang malas.." balas chika.

"bukan hanya itu saja, dari tinggi kalian juga.. " kataku mengejek chika.

"YAA hyuung... jahat sekali.." chika menggerutu.

"sudah-sudah.. hari semakin siang, dan kita harus cepat sebelum ketahuan" ucap cella menyadarkan kami.

Kami berkuda menuruni bukit dari kastil kerajaan menuju kota. setelah sampai dibawah bukit kami harus mengikuti hutan dan beberapa sungai untuk bisa sampai ke kota. setelah satu jam menyusuri hutan kami sampai di sebuah sungai kecil. kami menghetikan kuda kami lalu turun dan perlahan menarik kuda masing masing melewati sungai. Aku berada di belakang dengan chika dan cella memimpin di depan dan namjoo di antara kami.

Saat Namjoo berusaha melalui sungai itu. Aku melihat sepercik cahaya datang dari arah pohon. Menyadari hal itu aku melompat ke arah batu di samping namjoo dan mencabut pedangku.

"Cling" suara ujung anak panah yang berbenturan dengan pedangku. Chika dan cella yang melihat hal itu melepas kuda mereka dan melompat ke samping Namjoo mengeluarkan senjata mereka masing-masing. Chika dengan 2 pistol kuning yang dapat menembakan Peluru cahaya, sedangkan Cella dengan pedang hitam yang mengeluarkan aura kegelapan.

Namjoo melepaskan pegangannya pada tali kuda putihnya dan tangan kanannya berada di atas gagang pedanngnya dengan posisi siaga.
Mata kami bertiga menerawang dengan posisi siaga mencari asal dari anak panah tersebut. Tiba-tiba kami dihujani dengan beberapa anak panah dari segala arah. Aku menebas pedangku ke salah satu anak panah di samping kiriku lalu memutar pedangku kesamping kanan dan langsung menunduk setelah merasakan ada yang datang dari arah belakang kepalaku. Aku memalingkan pandanganku ke arah cella dan chika yang dengan santainya menghentikan tombak dan anak-anak panah itu menggunakan harta karun kerajaan emerald Pedang Yin dan Pistol Yang pemberian ayah mereka.

Aku melihat pergerakan bayangan di salah satu pohon. "jaga tuan putri.." aku melompat dari pohon ke pohon mengikuti bayangan tersebut meninggalkan Chika, Cella dan putri Namjoo. ternyata tebakanku benar, bayangan yang ku ikuti berasal dari seorang bandit yang membawa busur panah di punggungnya.

Saat posisi kami sudah semakin dekat, aku mendengar bunyi angin terbelah dari arah samping pertanda sebuah anak panah sedang mencoba menembus perutku. Dengan cekatan aku menghentikan gerakanku dan melompat ke bawah dari atas pohon. Aku melihat ke arah asal anak panah dan disana berdiri seorang pria dengan busur di tangannya. Dan langsung berlari menghilang di balik pepohonan.

NEW WORLD STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang