Part 3: Vengeance

142 12 0
                                    

Kami memulai perjalanan dari dinding ke arah kastil dengan perasaanku yang masih kacau. Jendral Mitsunari yang sangat aku hormati sebagai ayahku, dalam sekejap rasa hormatku berubah menjadi hasrat untuk membunuhnya. Setelah mengingat seluruh kejadian itu, aku benar-benar membenci kerajaan ini.

"atsushi.. kau kenapa?" tiba-tiba namjoo menyadarkanku.

"iya hyung dari tadi wajahmu pucat sekali, apa kau tidak apa-apa?" tanya chika khawatir.

"aku tidak apa-apa, hanya sedikit pusing.. mungkin karna aku kurang tidur." Jawabku sembari terus menunggangi kudaku perlahan. Saat kami sudah mendekati kota aku terdengar teriakan minta tolong dari arah pepohonan di samping kanan kami. Kami saling berhadapan satu sama lain.

"kali ini tolong oppa jaga tuan putri.. kami yang akan memeriksanya" kata cella sambil memacu kudanya ke arah suara itu bersama chika meninggalkan aku dan namjoo.

Setelah 1 jam menunggu aku mulai cemas karna mereka tak kunjung datang.

"tuan putri, ini sudah hampir 1 jam dan tidak ada tanda-tanda dari mereka.. Jika tuan putri berkenan bolehkah aku menyusul mereka sebentar?" kataku dengan wajah cemas.

Tuan putri mengangguk perlahan "baiklah tapi aku juga akan ikut denganmu.. aku tau sepertinya ada yang tidak beres dan ini sedikit berbahaya. Tapi aku tidak ingin kau pergi sendirian.." ucap tuan putri.

"Baiklah kalau begitu.. tolong jangan terlalu jauh dariku.." kataku khawatir. Aku dan namjoo mengikuti jejak kuda chika dan cella perlahan menyusuri hutan yang semakin lebat. Dari kejauhan aku melihat sosok hitam tergeletak di bawah sebuah pohon. Aku memberikan tanda pada putri namjoo untuk berhenti dan turun dari kudanya.

Aku turun dari kudaku perlahan dan mendekati sosok itu bersama putri namjoo dibelakangku. Saat semakin dekat aku sadar, bahwa sosok hitam yang tergeletak di bawah pohon itu, tidak lain adalah kuda yang ditumpangi chika dan cella sebelumnya Dengan beberapa anak panah di bagian perut dan lubang bekas peluru di bagian lehernya. Aku tersentak dan tanpa sadar mulai berlari ke arah pepohonan sambil meneriakan nama mereka berdua.

"CHIKKAAAA!!! CEELLAAA!!! DIMANA KALIAN!!??" aku terus berlari sampai menemukan sebuah tebing dengan sungai dibawahnya.

Rasa khawatirku semakin menjadi-jadi ketika melihat sobekan baju berwarna kuning di ujung tebing. Aku tau ini adalah baju yang dipakai chika sebelumnya. aku seperti kehilangan kekuatan di kedua kakiku. Aku langsung jatuh dengan kedua lututku di tanah dan sobekan baju yang di pakai chika di tangan kananku. Mataku berkaca-kaca dengan kepalaku tertunduk lemas.

"atsushii~ apa yang terjadi.. kenapa kau meninggalkan aku sendi-" langkah namjoo terhenti melihat sobekan baju chika di tangan kananku. "tidak ini tidak mungkin terjadi.. tidak mungkin.." Airmata namjoo mulai bercucuran. Ia sadar bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi pada mereka berdua.

Saat aku mulai tersadar aku merasakan ada pergerakan di arah semak di samping kanan kami. Dengan cepat aku mengambil di pedang pinggangku dan berdiri di samping tuan putri berusaha melindunginya. Perlahan aku mendekat ke arah asal pergerakan tersebut. Sampai aku mendapati pedang Yin milik Cella yang berlumuran darah dengan tangan cella memegangya di balik semak.

Melihat hal itu membuat pedang yang ku pegang jatuh ke tanah "CELLAAA!!!" aku berlari ke arah semak-semak itu dan mendapati cella dengan luka tebasan di bagian pinggang kiri dan punggungnya serta luka tembakan di paha kanannya.

"Cella.. apa yang terjadi?" kataku sambil mengangkat kepalanya dengan tangan kananku. Putri namjoo tersadar dan langsung berlari ke arah kami berdua.

"k..kami diseraangg.. mereka membawa chika eon... nie-" tiba-tiba dia kehilangan kesadaran dan pingsan. "Cella! CELLA!!" teriaku mencoba menyadarkannnya kembali.

NEW WORLD STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang