Part 6: New Force, Let me in!

123 12 0
                                    

Aku tersadar di sebuah ruangan kecil dengan sebuah tempat tidur, aku berdiri dari tempat tidur dan berjalan keluar dari ruangan itu. Saat aku membuka pintu itu aku mendapati kedua orang tua kandungku bersama adikku sedang duduk di meja makan. Aku terdiam sejenak, bingung dengan keadaan ini. Sampai aku melihat diriku dari pantulan cermin. Aku kembali menjadi diriku yang berumur 4 tahun. Entah mengapa aku tersenyum dan langsung berlari ke arah keluarga kandungku. Tapi semakin aku mendekat mereka semakin menjauh, semakin cepat aku berlari semakin cepat pula mereka meninggalkanku.

disaat itu aku mendengar suara ibuku. "masih terlalu cepat bagi kalian berdua untuk berada disini.." ibuku tersenyum ke arahku. "kalian berdua? Apa yang kau maksud ibu?" Tiba-tiba adikku menghilang dari kursi yang dia duduki.

"atsushii.. atsushiii.. ATSUSHII!!" suara namjoo menyadarkanku. Saat aku mencoba membuka kedua mataku aku melihat namjoo berada di samping tempat tidurku memegang tanganku erat. Aku mencoba mengangkat badanku dari tempat tidur, tapi rasa sakit didadaku menghentikan gerakanku. Aku memegang dadaku dan mendapati perban disana.

"jangan dulu banyak bergerak, kau masih belum pulih.." kata namjoo sembari mencoba membaringkanku di tempat tidur.

"aaahh,, dimana kita?? Dimana yang lain?" kataku disela rasa sakit yang kurasakan.

"kita masih berada di desa bronze.. mereka sedang membereskan kekacauan yang di timbukan oleh jendral palsu itu." Ucap namjoo. Kami terdiam sejenak, tiba-tiba namjoo menangis.

"hiks,, maafkan akuu... karna aku, kau menjadi seperti ini.. kalau saja aku tidak meninggalkanmu di hutan terlarang, hal ini tidak akan terjadi." Kata namjoo dengan tangan kanan memegang tangan kananku dan tangan kirinya mencoba mengusap airmatanya. aku kembali mengangkat badanku dari tempat tidur.

Dengan tangan kiriku ikut mengusap air matanya. Menyadari hal itu, namjoo mengangkat kepalanya menatapku yang tersenyum Seakan ingin mengatakan "aku bahkan rela mati demi dirimu..". beberapa detik kami saling menatap penuh arti. Sampai namjoo menghentikan tangisannya, dan menutup matanya sambil memajukan bibirnya sedikit. Aku ikut menutup mataku dan memajukan wajahku kearahnya. Saat bibir kami sudah semakin dekat.

"Buaaakk!!! HYUUNGG!!!" suara pintu yang di banting diikuti oleh suara chika menghentikan gerakan kami. aku langsung membuka mataku dan memundurkan wajahku menjauhi namjoo.

"euumm,, anuu,, ituu,, aku akan mengambilkan air untuk membersihkan lukamu.." kata putri namjoo salah tingkah sambil langsung berdiri dan keluar dari ruangan. Setelah putri namjoo keluar, chika dan cella masuk ke dalam ruangan itu.

"aku mendengar kalau hyung sudah sadar, aku punya berita penting... owhh iya,, ada apa dengan putri namjoo? Wajahnya memerah, apa dia sakit?" kata chika sambil duduk di tempat tidur.

cella berjalan ke arahku dengan berpangku tangan. "kau mengganggu mereka eonnie.. padahal mereka baru akan ciu- " "YAA!! hentikan itu cella.. mau oppa hajar?!" aku memotong perkataan cella. "hehehe, maaf-maaf.." kata cella.
"owh iya, apa yang ingin kau katakan?" aku menatap chika. "sebenarnya aku dan eonnie menugaskan beberapa orang kepercayaan kami untuk mengawasi gerak-gerik para jendral tertinggi.." cella menatapku.

"kami kehilangan kontak dengan beberapa dari mereka, sepertinya mereka telah terbunuh.. tapi salah seorang dari mereka berhasil memberikan informasi penting mengenai jendral palsu yang menyerang desa ini.. menurutnya mereka adalah pemberontak yang ingin melawan kedua jendral kerajaan.." sambung chika.

aku berpikir sejenak, merenungi hal-hal yang akan kulakukan setelah ini. Aku berniat memanfaatkan para pemberontak itu untuk membunuh para jendral tertinggi. Aku menatap chika dan cella dengan tatapan memelas. Mereka tau arti dari tatapanku itu, kami bertiga tertunduk beberapa saat.

NEW WORLD STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang