Awal

500 28 2
                                    

11 april 2000
Malam hari

Seorang anak lelaki yang memakai pakaian serba hitam menangis di sebuah taman. Dia duduk di ayunan dan terus memanggil ibunya.

"Hiks.. eomma..eomma..hiks." Dia terus menangis.

Dan seorang anak perempuan datang menghampirinya dan berkata, "excuse me." Katanya dengan polos.
Sedangkan si anak lelaki hanya diam dan bingung.

"Can you speak english?" Anak perempuan itu bertanya. Anak lelaki menjawab nya dengan gelengan.

"Mwoya?(apa ini) kau menjawabnya tapi dengan gelengan. Berarti kau mengerti apa yang ku katakan,kan?" Si anak perempuan tersenyum menang.

"Uljima (jangan menangis)." Kata anak perempuan itu.

"Kata ayahku anak lelaki tidak boleh menangis." Lanjut nya.

"Wae(kenapa)?" Si anak lelaki mulai angkat bicara.

"Karena kalau kau menangis nanti kau akan digigit harimau..auw." Katanya sambil mengaum. Dengan cepat anak lelaki itu menghentikan tangisnya.

"Namaku Hae ji, Lee Hae ji." Kata anak perempuan itu.

"Namaku Minho, Choi Minho." Kata anak lelaki itu.

"Minho-ya kenapa kamu menangis?" Hae ji bertanya pada Minho.

"Kata ayah ibuku sudah pergi dan tak akan kembali lagi." Jelas Minho.

"Ibuku juga sudah pergi saat aku berumur lima tahun, kata ayahku ibu sekarang sudah berada di surga." Katanya sambil tersenyum.

"Berarti ibuku juga berada di surga?" Minho bertanya pada Hae ji.

"Kurasa begitu, mereka pasti melihat kita dari langit dan tersenyum pada kita." Katanya sambil menatap langit malam yang penuh dengan bintang yang berkelap kelip.

"Kata ayahku kita akan bisa melihat mereka dengan cara ini." Hae ji meng gabungkan kedua telunjuk dan jempolnya membentuk persegi panjang dan mengarahkannya ke atas.
Minho juga mengikuti apa yang di lakukan Hae ji.

"Seperti ini?" Kata Minho dan mempraktekkannya.

"Hmm." Hae ji mengangguk lalu tersenyum.

Di malam seperti ini dan dalam suasana seperti ini, senyuman Hae ji seperti matahari bagi Minho. Dan membuat Minho perlahan melupakan kesedihannya.

"Sepertinya aku menemukan ibuku." Kata Minho girang.

"Betulkan kataku!" Hae ji memperlihatkan wajah kemenangan.

"Oh iya." Sepertinya Hae ji mengingat sesuatu.

"Kata ayahku kalau kita sedih sebaiknya kita mendengarkan lagu atau menyanyi, maka kita tidak akan sedih lagi." Hae ji mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.

"Apa itu?" Minho bertanya karena penasaran.

"Dengarkan saja." Hae ji memberikan sebelah handset pada Minho dan sebelahnya lagi dipakainya.

"Apakah kau suka musik?" Tanya Minho.

"Ya, aku sangat suka musik terutama musik pop." Katanya.

"Apa itu musik pop?" Tanya minho lagi.

"Salah satu aliran musik, menurutku musik pop yang terbaik!" Hae ji mengacungkan jempolnya.

"Aku akan pinjamkan ini padamu, tapi kau harus mengembalikannya lagi dalam minggu ini." Hae ji memberikan tape recorder itu pada Minho.

"Kemana aku harus mengembalikan nya?" Tanya Minho.

"Di toko buku di depan kantor pos dekat sini, kau tau kan?" Jelasnya.

Dear Diary(Choi Minho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang