Kepingan Lainnya

43 5 0
                                    

"Oh ya, mari kita anggap ini akhir dari kita." Lalu Key masuk ke rumahnya tanpa mempedulikan Minho yang terperangah dengan ucapannya barusan.

Minho langsung menelpon Onew. Dengan cepat langsung berlari ke arah rumah Onew. Minho mengendap masuk melalui jalan belakang yang cukup kecil dan tidak ada seorang pun di sana.

"Hyung hyung, buka jendelamu." Minho mengetuk jendela Onew dengan hati-hati.

"Ya! Kenapa kau kesini? Bukankah di depan rumahku banyak wartawan?" Tanya Onew langsung saat di membukakan jendela kamarnya untuk Minho. Minho merebahkan badannya di kasur Onew.

"Itu sebabnya aku lewat dari sini," Kata Minho. "Hyung," panggil Minho. Onew langsung menoleh ke arahnya dengan tatapan 'apa?'

"Kurasa kita tak bisa melanjutkan rencana kita," kata Minho sepotong-sepotong.

"Wae?"

"Aneh, Key berubah pikiran dan memutuskan hubungannya dengan kita. Padahal kita dengannya tak ada masalah apapun." Pikir Minho.

"Aish seharusnya kita tak pernah percaya dengannya, dia selalu merusak..." perkataan Onew dipotong oleh Minho.

"Bukan begitu, sebelumnya dia mengatakan ingin melawan, tapi sekarang dia berubah pikiran. Tidak biasanya dia berperilaku seperti itu." Minho mencoba mengingat-ingat kejadian di gedung L entertainment.

"Jadi bagaimana? Kita tidak bisa melanjutkan ini jika kita tidak lengkap." Tanya Onew.

"Yang jelas kita kembali ke sekolah dulu besok. Sudah beberapa minggu kita tidak sekolah," jawab Minho.

"Benar juga, sebentar lagi pasti akan diadakan ujian."

"Hyung matikan lampunya," kata Minho sambil menarik selimut milik Onew.

-----

Pagi menyambut para siswa Gramy Art School, juga Minho. Seperti pemandangan yang sudah biasa, Minho hampir selalu dikerumuni siswa siswi di sekolahnya, begitu juga Onew dan Haeji.

Taemin masih belum bisa pergi ke sekolah karena rumor tersebut belum juga mereda. Key entah kenapa sudah tiga hari ini tidak nampak batang hidungnya. Tak ada kabar dari Key sejak hari itu.

Perlombaan IDC juga sebentar lagi akan diadakan. Mereka semua memutuskan untuk ikut andil dalam perlombaan tersebut karena alasan tertentu. Tentu mereka berlima, tanpa terkecuali.

Sebenarnya ini bukan usulan dari mereka, agensi lah yang memberi opsi, ikut kompetisi ini dan masuk dua puluh besar, untuk memperbaiki kembali reputasi mereka atau, mundur secara teratur dan bubar. Dan pilihan pertamalah yang sangat mungkin untuk mereka pilih mengingat Key tidak di pihak mereka untuk konferensi pers. Mereka juga sudah melakukan latihan ektra untuk mengikuti lomba tersebut.

Dua minggu kemudian

International Dance Competition

"Peserta nomor 203 silahkan naik ke panggung."

"Hyung itu nomorku," Taemin berdiri dan merapikan bajunya lalu naik ke panggung.

"Hyung, apa kau melihat Haeji? Dari tadi kucari dia tak ada di sekitar sini." Minho sibuk mencari Haeji ke sekeliling gedung.

"Tidak, tapi tadi dia mengatakan ingin melakukan sesuatu." Jawab Onew.

Minho langsung berlari keluar ruangan dan menelpon Haeji berulang kali. Akhirnya dia menghentikan sebuah taksi dan menuju suatu tempat yang jelas yaitu rumah Key.

"Tolong lebih cepat pak," kata Minho.

Minho turun tepat di depan rumah Key tapi tak ada siapapun di sana. Minho membunyikan bel rumah Key tapi tak ada respon apapun. Beberapa menit kemudian sebuah mobil berhenti di depan rumah tersebut, yang ternyata adalah ibu Key. Minho segera menanyakan keberadaan Key. Tapi ibunya tidak tahu Key ada dimana.

"Apa ada suatu tempat yang Key selalu kunjungi?" Tanya Minho.

"Ada," angguk ibu Key cepat.

-----

(Author pov)

"Key aku mohon, ikuti saja perlombaan itu." Haeji tetap gigih mengajak Key untuk perlombaan yang menjadi hidup dan mati G-group.

"Apa peduliku pada grup bodoh itu! Mau kalian bubar atau tidak, aku tak peduli!" Key berjalan melewati Haeji, memasuki gerbang pemakaman menuju kuburan hyung-nya. Sudah beberapa hari ini Key rajin sekali mengunjungi sang hyung. Rindu, tentu saja! Bimbang? Juga.

"Aku tahu kau yang menulis lirik lagu ini," kata Haeji, menghentikan langkah Key yang sudah agak jauh dari Haeji. Key menoleh perlahan dan menemukan secarik kertas berisi coretan-coretan nada dan lirik lagu miliknya, yang ia tulis beberapa minggu yang lalu.

우리가
Uriga
Kita

"Itu bukan apa-apa, simpan saja atau kau boleh membuangnya," Key kembali melanjutkan langkahnya dengan sedikit gusar.

"Aku tau kau masih di pihak kami, Key," Haeji mencoba menghentikan langkah Key.

"Belum terlambat, aku percaya padamu, kau masih Key yang aku kenal," sambung Haeji. Kini Haeji berani untuk mendekati Key perlahan.

Sekelebat pemikiran muncul di benak Key. Ia mulai bimbang apakah harus mengikuti perlombaan itu untuk menyelamatkan grupnya atau tetap berdiam disini dan menunggu keputusan ayahnya.

"Kau harus memutuskannya sekarang!" Minho tiba-tiba muncul dan menghampiri keduanya, napasnya sedikit tersenggal-senggal.

Dengan cepat Key dan Haeji menoleh ke arah Minho. "Minho-ya," gumam Haeji.

"Bukankah seharusnya kau berada di perlombaan itu sekarang? Apa yang kau lalukan di sini? Ingin mempermalukan G group?" Key menatap Minho, pandangan matanya sedikit bergetar.

"Aku di sini untuk menarikmu bersamaku, bodoh."

"Apa kau tidak mengingat perkataanku tempo hari? Jika benar kau ingin menghancurkan grup kita, kau tak akan memberiku ini," Minho mengacungkan sebuah flashdisk hitam dari saku celananya.

"Benarkan?" Minho menatap Key dan Haeji bergantian.

"Kau memutuskan untuk percaya padaku?" Tanya Key.

Minho diam, hanya membalasnya dengan senyuman.

~To Be Continue~

Vomment and be a great reader :)

Maaf karna lama ga update :")

Dear Diary(Choi Minho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang