Tawaran gila

83 6 1
                                    

(Key pov)

"Hm kau sudah datang, duduklah." Kata ayah saat aku sampai di kantornya.

"Ada apa ayah menyuruhku ke sini?" Tanyaku.

"Memangnya seorang ayah tidak boleh memanggil anaknya? Tentu saja aku ingin bertemu denganmu!" Kata ayah.

"Geurae apakah kau sudah makan malam? Ayo kita makan malam bersama."

"Sekretaris Kim, pesankan tempat di restoran yang biasa." Kata ayah pada tuan Michel.

"Kajja.."

Aku dan ayah pergi makan malam ke restoran tempat biasa ayah.

"Bagaimana kabarmu? Apakah baik baik saja?" Tanya ayah.

"Ya aku baik-baik saja. Bagaimana dengan ayah?" Tanyaku.

"Ayah juga baik-baik saja."

"Bagaimana dengan Choi Minho?" Tanya ayah.

"Dia juga baik-baik saja kok."

"Bagus, perlakukan dia dengan baik. Saat tiba waktunya nanti kita akan menggunakannya untuk menyerang Choi Kyung Han."

"Ayah, apa ayah sudah menemui ibu? Ibu sangat merindukan ayah." Kataku pada ayah. Aku mengingat suara ibu terakhir kali aku menelponnya. Walaupun ibu bersikeras mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Aku tahu bahwa ibu tidak baik-baik saja.

"Baiklah. Kapan-kapan aku akan menemuinya." Kata ayah dengan enteng.

"Kapan-kapan? Ayah, ayah terakhir kali menemui ibu saat aku baru pindah ke sini. Dan itu sudah berlalu 5 bulan, yah." Kataku pada ayah. Rasanya dadaku mau meledak saking aku menahan kemarahanku pada ayah. Aku..tidak mengerti bagaimana ayahku.

"Aku tak ada waktu menemuinya. Aku memiliki banyak pekerjaan. Dan itu adalah pekerjaan yang sangat penting." Jawab ayah.

Aku tidak habis pikir kenapa ayahku menjadi seperti ini. Ayahku sebelumnya tidak seperti ini. Aku sangat yakin itu, dia berubah semenjak kematian hyungku. Kalau saja hyung masih hidup, kami semua pasti akan baik-baik saja.

"Tak ada waktu? Hm aku mengerti. Ayah kan orang penting. Aku mengerti itu yah. Tapi tak bisakah kau menemui ibu dan menetap di rumah sehari saja? Apakah itu hal yang sulit? Apakah ayah lebih memilih pekerjaan dari pada aku dan ibu?" Aku sudah mengeluarkan semua isi hatiku.

"Baiklah, ayah akan ke rumah besok." Kata ayah akhirnya. Sudah lama aku menantikan perkataan itu keluar dari mulut ayah.

"Semua acaramu berjalan lancar kan? Kulihat kau akhir-akhir ini semakin sibuk."

"Hm..semuanya berjalan dengan baik. Tidak ada yang perlu di khawatirkan yah." Kataku.

(Author pov)

"Mereka semua kemana? Pagi-pagi sudah menghilang. Apakah mereka menghadiri suatu acara tanpaku? Ah mana mungkin." Taemin sedang berjalan menyusuri koridor kelas dan mencari keempat orang yang sedari tadi tak tampak olehnya.

"Ada Hae yeong." Katanya sambil melihat Hae yeong yang sedang berjalan mengarah padanya.

"Hai Hae yeong." Sapa Taemin.

"Oh, Taemin. Ada apa?" Tanya Hae yeong.

"Tidak ada, aku hanya mencari Onew hyung dan yang lainnya. Apa kau melihat mereka?" Tanya Taemin.

"Oh mereka tadi di ruang kepala sekolah. Tapi kenapa kau tidak ikut dengan mereka?" Tanya Hae yeong.

"Hha..kenapa ya? Sebenarnya aku tadi sedikit terlambat. Rahasiakan ini dari guru ya."

Dear Diary(Choi Minho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang