Perubahan perasaan

94 8 2
                                    

"Gawat! Minho tidak ada!" Kata manejer Seo saat membuka pintu.

"Apa?! Tidak mungkin." Kata Onew.

"Ini kabar buruk." Kata Taemin.

Key hanya diam.

"Tidak mungkin." Kata Haeji dengan muka pucat. Jantungnya berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya. Haeji mencengkram tangannya sendiri dengan kuat dan membuat tangannya memerah seketika.

Sebelum Haeji benar-benar melukai tangannya sendiri, Onew menyadarkannya dan menariknya keluar dari mobil.

"Aish, disaat seperti ini dia masih sempat membuat ulah." Gumam Key saat turun dari mobil dengan malas.

"Kemana dia pergi?" Gumam Haeji. Haeji tampak gelisah dan berjalan kesana kemari.

Sementara Onew mencoba menelpon Minho berkali-kali, tapi ponsel Minho tidak aktif.

"Bagaimana?" Tanya manejer Seo menanyakan situasi.

"Ponselnya tidak aktif." Jelas Onew.

"Aduh bagaimana ini," manejer Seo terlihat gusar.

"Coba terus hubungi dia, mana tahu nanti ponselnya aktif." Suruh Manejer Seo.

"Ne." Jawab Onew.

"Aku juga sudah menghubungi rumah Minho hyung. Tapi tak ada yang menjawab." Kata Taemin.

"Pokoknya kendalikan terus situasinya, jangan sampai masalah ini terdengar oleh wartawan. Dan juga jangan sampaikan masalah ini ke perusahaan dulu. Kita coba untuk menemukan Minho secepatnya." Manejer Seo mengarahkan mereka berempat.

"Ne."

"Kita menyebar dulu, bisa jadi dia ada disekitar sini." Kata manejer Seo.

Tiga jam sudah mereka mencari Minho tapi hasilnya nihil. Ponsel Minho juga belum aktif. Petugas panti asuhan sudah menawarkan tempat bermalam kepada mereka, tentu saja mereka terpaksa menerimanya. Mereka juga harus tetap mencari Minho.

Haeji duduk bersama Onew di teras panti asuhan. Perasaan cemas Haeji belum juga hilang. Onew juga sama cemasnya dengan Haeji, Onew takut kalau-kalau ada hal yang buruk terjadi.

Haeji duduk lemas sambil melipat tangannya di depan dada untuk menghangatkan kedua telapak tangannya. Onew masih mengecek ponselnya, kalau-kalau Minho menelponnya.

"Oppa," panggil Haeji.

"Hm?" Jawab Onew.

"Minho menyukai pantai atau pegunungan?" Tanya Haeji. Kalau dipikir-pikir Haeji belum mengetahui banyak hal tentang Minho.

"Tentu saja pantai, sama denganku." Jawab Onew.

"Tapi kenapa?" Onew mengalihkan pandangannya ke arah Haeji.

"Tidak ada, kurasa aku perlu tahu itu." Jawab Haeji sekenanya.

Haeji menatap poster besar yang berada tepat di depan panti asuhan itu.

SONG ISLAND

Itu yang tertulis besar disana. Pulau dengan pantai yang indah.

"Minho pasti akan senang jika pergi kesana. Pantainya sangat indah." Gumam Haeji pelan.

Lalu manejer Seo menghampiri mereka berdua.

"Sebaiknya kita istirahat dulu. Besok pagi-pagi sekali kita akan mulai mencarinya lagi." Kata manejer Seo. Setelah itu mereka semua pergi untuk beristirahat.

Dear Diary(Choi Minho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang