기억 (ingatan)

69 7 1
                                    

(Haeji pov)

"Sepertinya dia sibuk sekali. Apa ya yang dilakukannya." Aku mengacak buku-buku musik yang berada di sampingku.

"Ha sepertinya yang ini lirik lagu yang di tulisnya."

Aku membuka buku lirik lagu milik Minho.

"Oh ini lagu yang di buatnya waktu itu."

Lalu aku langsung melihat ke halaman yang paling belakang. Ada sebuah lirik baru yang di tulisnya. Lirik lagu yang mungkin berasal dari hatinya. Untuk sesaat aku merasa sedih saat membaca lirik yang ditulisnya.

"Lagu ini berisi perasaannya terhadap seseorang." Aku membaca setiap bait lagu yang di tulisnya.

"Apa judulnya ya?" Minho tak memberi judul lagunya.

~Masih bolehkah ku memandangmu?
Kau yang selalu ceria di mataku
Senyummu membuat hatiku bergetar
Saat pertama kita bertemu

Setelah sekian lama ku menunggumu
Kau masih seperti yang dulu
Slalu kuingat senyum dan tawamu
Membuatku tersenyum di dalam hati

Ingin kukatakan yang sejujurnya
Tentang perasaanku padamu
Tapi ternyata semua terlalu sulit
Kau tak pernah bisa memandangku
Aku yang slalu ada di hadapanmu

Perih yang kurasakan
Yang tak pernah bisa kau mengerti
Kupendam rasa itu
Hingga kau tak pernah tahu

Pantaskah aku memandangmu?
Saat kau telah bersama yang lain
Menunggu.. aku hanya bisa menunggu
Menunggu semua kenangan kembali padaku~

Tetesan air mata jatuh ke pipiku. Di saat itu pun Minho datang menghampiriku dengan membawa dua cangkir teh. Aku segera menaruh buku itu kembali ke asalnya.

"Hei kau kenapa? Apa ada yang salah? Kau sakit ya?" Tanyanya cemas.

"Kenapa kau menangis?" Tanyanya lagi.

"Bukan apa-apa. Mataku hanya kelilipan saja. Gwaencanha." Jawabku.

Kenapa aku merasa begitu sedih saat membaca lirik itu? Aneh.

"Ini tehmu."

Aku menerima secangkir teh hangat dari Minho.

"Ngomong-ngomong masalah lagu kemarin, menurutku lagunya bagus. Layak dicoba, menurutmu bagaimana?" Tanya Minho padaku.

"Hm.. aku setuju. Memang bagus." Kataku.

Tiba-tiba ponselku berdering. Sebuah pesan singkat masuk. Ponsel Minho juga berdering setelahnya. Aku membaca isi pesan dari manejer kami.

"Pesta selamatan?" Kata kami serentak.

"Kau juga dapat pesan itu? Pesta debut kita?" Tanya Minho.

"Em, sepertinya kita harus bersiap-siap. Sekarang sudah pukul enam sore. Acaranya akan di mulai dua jam lagi." Kataku. Lalu aku pergi menuju kamarku dan mempersiapkan diri.

(Author pov)

"Hei bagaimana penampilanku? Tampan? Berkarisma?" Tanya Onew pada Minho,Key dan Taemin saat dia berdiri di depan cermin.

"Tampan dan berkarisma apanya! Kau lebih seperti petugas sales yang akan pergi mempromosikan barang." Ejek Minho.

"Apa kau bilang? Apa kau tak bisa merasakan aura karismaku? Ha?" Kata Onew dengan sedikit emosi.

"Hyung, aku bisa merasakannya..." kata Key.

"Tapi di alam mimpi." Tambah Key. Minho dan Key tertawa senang dan saling bertos satu sama lain.

Dear Diary(Choi Minho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang