Selangkah lebih dekat

76 8 1
                                    

"Aku akan mengatakan sesuatu yang membuatmu terkejut sampai kau tak akan bisa berpikir jernih." Katanya.

"Apa maksudmu?"

"Apa kau siap mendengarnya?" Tanyanya. Matanya penuh dengan keseriusan.

"Jangan membuang-buang waktuku. Cepat katakan." Kataku dengan malas.

"Baiklah, akan kukatakan," mulainya. "Aku ingin berteman baik denganmu."

Aku terbelalak mendengar apa yang baru saja aku dengar.

"Apa kau sudah gila?" Kataku spontan.

"Aku serius."

Dia serius. Justru aku yang tidak serius saat ini.

"Bagaimana bisa? Kau dan aku? Tidak mungkin." Jawabku langsung.

"Kita bisa. Kau dan aku."

"Bagaimana bisa? Bagaimana bisa kau dan aku berteman baik?"

"Aku.."

"Akan menyerah pada Haeji."

"Hah?"

"Aku akan melepaskan Haeji padamu."

Saat semuanya terdengar jernih di telingaku dan terkumpul lengkap di kepalaku, aku sangat terkejut. Kutatap dia dengan tajam, aku mulai merasakan darahku berdesis kencang. Aku marah.

"Apa kau gila?" Jantungku berdegup kencang, inilah saat-saat yang aku takutkan itu. Dia akan menyakiti Haeji demi kepentingannya.

"Ani, aku tidak gila. Aku sepenuhnya waras."

"Ah molla!" Aku meninggalkannya dan pergi ke kamar. Entah aku atau dia yang tak bisa berpikir jernih sekarang.

Inilah yang ku takutkan selama ini.

"Minho ada apa?" Onew hyung rupanya belum tidur.

"Hyung.."

"Wae? Ada apa?" Tanyanya. Kami menuju teras belakang kamar.

"Dia melakukannya. Dia telah memutuskan. Haeji.. Haeji.." aku tak sanggup mengatakan lebih dari itu.

Onew hyung menepuk pundakku. Menyuruhku agar lebih tegar dan kuat.

"Gwaencanha. Kita juga sudah tahu hal ini akan terjadi. Semakin cepat semakin baik, dan menundanya hanya akan membuat Haeji lebih tersakiti. Jika semuanya di selesaikan sekarang, Haeji juga akan lebih cepat memulihkan hatinya dan dia juga akan bisa lebih cepat membuka hatinya untukmu."

"Tapi..."

"Mungkin saja dia tidak peka karena dia masih bersama Key. Itu membuat perhatiannya lebih tersita pada Key."

"Mungkin saja."

Kami kembali masuk ke kamar dan mendapati Key sudah terlelap di kasurnya.

(Author pov)

Siang hari saat Minho baru saja pulang dari suatu acara, Key sudah mengakhiri hubungannya dengan Haeji seperti yang dia katakan.

Sekarang Key sedang duduk tenang di atap dorm sambil membaca buku. Sementara Haeji duduk di ayunan dekat kolam, dengan mata lembab dan tersedu-sedu. Haeji menangis sehening mungkin hingga tak ada satupun orang yang mengetahui ataupun menyadarinya bahkan Key yang dengan mudah bisa mengetahuinya dari atas.

Haeji hanya menundukkan kepalanya. Tak membiarkan seorangpun melihat air matanya mengalir deras.

Onew dan Taemin sedang melalukan acara live di stasiun televisi. Ini memang waktu yang tepat bagi Key untuk mengakhiri semuanya pada Haeji tanpa memberi alasan yang sebenarnya.

Dear Diary(Choi Minho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang